Menulis Itu Proses
Dilihat dari katagori proses, “Menulis, maka menulislah!” mengajarkan bahwa jika Anda ingin menulis, maka menulislah. Sebab menulis tidaklah sesulit yang Anda bayangkan, asal, Anda bertekad mencobanya. Mencoba dan mencoba. Menulis dan menulis. Saya sering berkelakar, menulis itu mudah, karena hanya memulainya dari huruf ‘m’.
Lantas, bagaimana (memulai) menulis? Untuk bisa menulis Anda harus membaca. Sebab sebelum menulis, Anda perlu inspirasi, perlu data, dan, mungkin, perlu jejak gaya penulisan. Semua itu bisa Anda dapatkan dari apa-apa yang Anda baca. Jadi, menulis mensyaratkan Anda untuk rajin-rajin membaca.
Membaca saja tidak cukup. Untuk mendapatkan topik-topik tulisan yang tajam dan orisinil, Anda perlu melakukan perenungan. Anda mungkin perlu semacam ilham. Dan, yang tak kalah pentingnya dalam menemukan topik tulisan adalah kecerdasan untuk merespon lingkungan. Ada kejadian apa di lingkungan Anda? Anda boleh menganalisis, mengkritik, dan merekontruksi terhadap fenomena di lingkungan Anda (lingkungan lokal, nasional, atau internasional).
Setelah itu, hadapilah lembaran kertas, mesin ketik, smartphone, atau komputer. Dan menulislah! Tidak sulit kan? Tentu saja, Anda perlu mencoba; perlu latihan. Banyak media (cetak dan digital) yang menanti tulisan Anda. Termasuk miniblog pribadi Anda.
Jadi, seperti kun fayakun, jadilah maka jadi: menulislah, maka jadi! (*)