Kiat Mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Vitamin T dan K, Liputan Ma’rifah Ramadhona, Kontributor Gresik.
PWMU.CO – Senin (1/3/22) pagi yang mendung tak halangi Tim Inklusi SD Muhammadiyah 1 Menganti (Sekolah Kreatif Menganti) berkunjung ke UPT SD Negeri 13 Gresik. Dulunya, sekolah itu bernama SD Negeri 1 Tlogopatut.
Kepala Sekolah Drs Parwa MPd menyambut hangat kedatangan tujuh orang tim inklusi yang dipimpin Koordinator Inklusi Yuni Ma’rufah. Yuni mengungkap, kunjungan itu bertujuan untuk belajar bersama tentang cara menangani siswa berkebutuhan khusus.
Suasana sekolah yang teduh dengan halaman basah karena guyuran hujan tak menyurutkan semangat untuk melihat kegiatan siswa berkebutuhan khusus di ruang sumber. Ruang sumber adalah ruangan untuk siswa berkebutuhan khusus.
Di sana terdiri dari dua ruangan terpisah. Ruang sumber pertama untuk siswa kelas bawah dan ruang sumber kedua untuk siswa kelas atas. Di ruang itu, siswa berkebutuhan khusus lebih fokus pada kegiatan belajar calistung atau baca tulis hitung.
Di dalamnya juga terdapat banyak alat peraga yang membantu kegiatan belajar-mengajar. Seperti jaring laba-laba, balok titian, dan mesin kasir.
Di salah satu ruang, tampak seorang gadis cantik berbaju hitam yang sedang berpose di depan cermin. Namanya Kanaya. Dia mengalami tuna rungu.
“Kanaya akan tampil fashion show hari ini,” jelas Siti Masrukha, ibunda Kanaya, yang sedang memperhatikan putrinya itu.
Vitamin T dan K
Setelah mengamati ruang sumber, tim inklusi dari Sekolah Kreatif Menganti dan SDN 13 Gresik berkumpul di ruang kelas II untuk bertukar pikiran. Di sana, siswa berkebutuhan khusus dari SDN 13 Gresik sudah bersiap tampil.
Mereka bermain pianika, angklung, dan fashion show. Penampilan mereka yang sangat maksimal sukses memukau para tamu.
Kemudian, berlanjut pada sesi presentasi dan tanya jawab. Koordinator Inklusi SDN 13 Gresik Suyanti SPd menjelaskan sejarah sekolahnya menjadi sekolah inklusi. Kala itu, berdiri bersama tiga sekolah Gresik lainnya.
Dia juga menerangkan, “Dalam mendidik anak berkebutuhan khusus itu diperlukan vitamin T dan K.” Apa itu T dan K? “Tega dan kerja keras,” jawabnya.
Untuk mendirikan sekolah inklusi, sambungnya, ada lima hal yang diperlukan. Yaitu, ketersediaan guru, kerja sama yang baik antarwali murid, kerja sama antara guru kelas reguler dan shadow, keterbukaan kepala sekolah, dan komitmen wali murid.
Dengan semua cara tersebut, menurutnya, sekolah inklusi dapat berkembang. “Yang terpenting adalah kerja sama semua pihak untuk dapat mengembangkan bakat dan potensi para siswa berkebutuhan khusus!” tegasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni