PWMU.CO – Pedasnya arem-arem Banyuwangi, jajanan khas kota ujung pulau Jawa itu sapa kontributor Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO, Ahad (6/3/22).
Salah seorang kontributor asal Banyuwangi Roudlatul Jannah berkontribusi untuk membawa jajanan khas tersebut. Nana, sapaannya, mengatakan, arem-arem yang dibawanya tersebut buatan sendiri. “Ini yang membuat dari keluarga, yakni ibu saya sendiri,” ujarnya.
Nana datang ke Probolinggo setelah menempuh perjalanan beberapa jam bersama rombongan dari Banyuwangi. Berangkat tengah malam, bersama mobil Lazismu Banyuwangi, mereka menyibak jalanan menuju Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo. Tiba di GDM pukul 06.00, rombongan beristirahat sebentar di Masjid Siti Aisyah, komplek PDM Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Mirip Lemper
Menurut Nana, arem-arem adalah jajanan yang mirip lemper. Yang membedakan keduanya dari bahan baku dan isiannya. “Kalau lemper bahan dasarnya adalah ketan. Sementara arem-arem ini dari nasi,” paparnya.
Meski sekilas mirip lontong, yang tampak dari tekstur dan bungkus daun pisangnya, tapi cara pembuatan arem-arem harus ‘dikaron’ terlebih dahulu. “Setelah ‘dikaron’, baru diisi isian ayam, bumbu, dan wortel,” jelas Nana.
Karena home made, buatan rumahan, arem-arem yang dibawa Nana tidak selalu tersedia. “Jika ada yang pesan atau mau ada hajatan, baru ibu membuat arem-arem,” katanya.
Pedasnya Arem-Arem
Dari segi rasa, makanan dari Banyuwangi Kota ini lebih terasa pedas dibanding lemper. Hal tersebut diamini Anifatul Asfiyah, sekretaris redaksi PWMU.CO. “Rasanya agak ada pedasnya, ya?” tanya Anifa yang datang agak pagi bersama rombongan PWMU.CO dari Surabaya.
Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Sugeng Purwanto dan Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO Mohammad Nurfatoni turut menjajal jajanan khas tersebut. Bahkan Nurfatoni mewanti-wanti agar tidak terlalu banyak makan arem-arem. “Ingat lho ya kita belum sarapan,” guraunya sambil senyum.
Selain Nana, hadir kontributor asal Banyuwangi lainnya, seperti Yulia Febrianti, Cahyaningsih, dan Fela Layyin. Mereka membawa kuliner khas daerah seperti arem-arem, sale pisang barlin, dan kopi khas Banyuwangi. (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.