Muhammadiyah Tidak Suka Mengambil Tanah Orang Lain, laporan Alfain Jalaluddin Ramadlan kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Tapak Suci 02 Jawa Timur menggelas Rapat Kordinasi Pimpinan Daerah (Pimda), pendekar, kader Tapak Suci se-Jawa Timur secara online, Ahad (6/3/22).
Acara ini dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah (Pimwil) Tapak Suci Jawa Timur Sasmito Djati, jajaran pengurus Pimwil, para pendekar, dan Pimpinan Daerah (Pimda), serta para kader. Acara yang dihadiri 120 peserta ini dipandu sekretaris Tapak Suci Pimwil Jatim, pendekar Robby Harmono.
Ketua Dewan Pendekar Tapak suci Putera Muhammadiyah (TSPM) Pimwil 2 Jawa Timur Pendekar Besar H Sukarno MSi dalam sambutanya mengatakan, Muhammadiyah sekarang umurnya sudah 109 tahun. “Kalau dijadikan ukuran manusia maka sudah sangat tua, tapi yang dibuat parameter adalah perjuangan, jadi belum begitu lama,” ujarnya.
Dia memaparkan perjuangan Muhammadiyah ini tidak seperti yang kita duga. Ada halangan, gangguan, dan banyak ancaman.
Muhammadiyah berdiri sejak tahun 1912, banyak halangan, rintangan, dan mengalami suka dan duka yang masih dirasakan sejak KH Ahmad Dahlan sampai sekarang. Namun, adanya itu ada ketentuan dari Allah sesuai dengan al-Anbiya ayat 35: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.
Macam Ujian Muhammadiyah
Sukarno juga mengutip surat al-Baqarah ayat 155, Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
“Dari macam-macam ujian yang dialami Muhammadiyah, contohnya peristiwa yang ada di Banyuwangi. Dan kita juga akan diuji Allah dalam bentuk lapar atau kesulitan ekonomi. Juga akan diuji Allah dengan hilangnya harta, bisa kena bencana alam, tsunami, maupun badai. Dan Allah akan menguji dengan kebutuhan protein atau vitamin,” ungkapnya.
Muhammadiyah dari masa ke masa dari zaman Belanda, kata Sukarno “Sudah di uji, zaman penjajahan Jepang juga di uji, zamannya Orde Baru juga di uji, sampai di kepemimpinan sekarang.
“Namun, Muhamamadiyah berjuang sangat teguh, seperti amar maruf nahi munkar.”
Singggung Banyuwangi
Sukarno juga menyinggung di Banyuwangi. Ada amal usaha dakwah Muhamamdiyah yang mendapat gangguan pada tanggal 25 Februari 2022. Sejumlah warga menurunkan paksa plang bertanda Muhammadiyah di Masjid Al-Hidayah Desa Tampo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
“Setidaknya terdapat 3 plang Muhammadiyah yang diturunkan paksa oleh warga setempat. Di antaranya plang bertuliskan Pusat Dakwah Muhammadiyah Tampo dan Pimpinan Aisyiyah Ranting Tampo,” katanya.
Jadi, lanjutnya, amal usaha dakwah di Cluring itu sudah dilakukan 50 tahun, wakaf dari Kyai Bakhri yang dulu tokoh Muhammadiyah di sana. Namun, kita lupa proses kaderisasi di Desa Tampo tidak dilakukan sehingga di wilayah itu kekurangan kader Muhammadiyah.
Kita, tegasnya, bukanlah organisasi yang suka mengambil tanahnya orang lain. Bukan organisasi yang suka mengambil wilayah orang lain. Muhammadiyah itu organisasi besar. Mempunyai banyak Organisasi Otonom (Ortom) yaitu Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci.
“Kalau ada Muhammadiyah diganggu dan kita diam, maka harus kita tunjukan bahwa kita organisasi besar.”
Makanya, tambahnya, semua harus siap siaga, harus selalu Kordinasi antara Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting.
Tugas TS Muhammadiyah
Sukarno mengatakan tugas kita sebagai anggota Tapak Suci Muhamamdiyah adalah menjaga jangan sampai amal usaha kita diambil orang lain.
Dia mengutip surat al-Anfal ayat 60, Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).
Makanya, tekannya, kita harus selalu siap sedia. Kalau kita selalu siap maka musuh kita akan takut. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.