Siswa SMK Muhlibat Membuat Produk Jamu Ini, Liputan Qomari kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Siswa Jurusan Farmasi di SMK Muhammadiyah 5 Babat (Muhlibat) melakukan pembuatan produk jamu dengan mempraktikkan ilmu farmakognosi, Senin (7/3/22).
Kepala Program Keahlian (Kaprogli) Farmasi Wahyu Susanto A Md Far mengatakan farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Di Indonesia farmakognosi dikhususkan ilmu yang mempelajari tentang obat dari bahan nabati, hewani, dan mineral.
“Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji. Seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi, dan uji biofarmasetika,” ujarnya.
Dia memaparkan farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger.
Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup indentifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
“Sebagai contoh Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces Venezuela. Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistematikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat,” imbuhnya.
Jika, lanjutnya, bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau yang disebut dengan simplisia. “Di sinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.”
Bahan Alami
Wahyu Susanto menjelaskan beberapa istilah dalam pelajaran farmakognosi antara lain, simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
“Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.”
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau dioleh dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Bugar dengan Jamu
Sisw jurusan Farmasi Niken Dwi Febrianti mengatakan, sebetulnya pembuatan jamu bugar dengan jamu (budhe jamu) tidaklah begitu sulit. Kita menyiapkan bahan bahan seperti simplisia, jahe merah, kapulaga, daun pala, daun cengkeh, meniran, temulawak, serah, maupun pegagan seperti yang ada di buku Farmakognosi,
“Alhamdulillah saya sendiri sudah mempraktikkan di rumah walaupun hanya untuk konsumsi sendiri. Insya kalau ada modal yang cukup akan membuat yang lebih banyak lagi dan bisa mendapatkan hasil dari jualan jamu ini juga bekal untuk berwirausaha ke depan,” harapnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.