PWMU.CO– Ingin selamat, pengendara diminta jalankan etika berkendara di jalan raya. Begitu pesan yang disampaikan acara Ngobrol Asyik, Wawasan Keselamatan Berlalu Lintas Guru Smamsatu Gresik yang digelar Rabu (9/3/2022).
Acara yang digelar Smamsatu dan Polres Gresik ini untuk guru dan karyawan berlangsung di Ruang Teater Lenon Machali lantai 1 Gedung Baru SMA Muhammadiyah 1 di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo 162 Gresik.
Menurut Kepala Smamsatu, Ainul Muttaqin SP MPd, acara ini yang pertama di Gresik. “Untuk jenjang SMA dan SMK, ini baru yang pertama kali,” ujarnya.
Etika berlalu lintas, sambungnya, sedang digiatkan kalau ingin selamat berkendara. Tujuannya untuk menambah pengetahuan dalam membangun kesadaran berlalu lintas.
“Maka guru merupakan bagian utama dalam berlalu lintas. Sehingga bisa menyampaikan hal ini kepada anak-anak,” tegasnya.
Kanit Kamsel Polres Gresik Iptu Sri Maryani SSos menyerahkan buku berjudul Pencerahan Peserta Ujian SIM, Surat Izin Mengemudi kepada Ainul Muttaqin.
Etika Berlalu Lintas
Iptu Sri Maryani lalu mengulas Safety Ridding, Etika Berlalu Lintas Menuju Indonesia Tertib Bersatu, Keselamatan Nomor Satu. Dia membuka dengan pertanyaan,”Siapa yang sudah punya Surat Izin Mengemudi (SIM)? “
Banyak guru yang mengangkat tangan kanannya. Tapi ada guru yang terdiam. Polisi wanita yang di dada kirinya tertera nama Yanni itu langsung tersenyum.
“Bapak ibu tidak usah takut. Saya tahu kok,” ucapnya membuat semua yang hadir tertawa. Suasana menjadi cair.
Yanni, sapaannya, melanjutkan pertanyaan,”Apakah Anda pengemudi yang baik?”
Semua kompak menjawab, baik.
“Kalau begitu kita lihat cuplikan video berikut ini,” jawabnya.
Di video tampil emak-emak berbadan tambun mengendarai sepeda motor NMax dengan kecepatan tinggi. Sontak semua tertawa.
Dilanjutkan dengan video emak-emak menyalakan lampu sein kanan tetapi arah beloknya ke kiri. Suara tawa makin riuh.
Tatkala tayangan video tampilan belakang sosok ibu yang mirip guru Smamsatu, tak pelak suara tawa makin meledak memenuhi ruang berkapasitas 100 orang itu.
Yanni kemudian menerangkan, ibu-ibu sering memakai otak kiri karena cara berpikirnya memakai perasaan. “Sehingga perasaannya sudah sein ke kanan tetapi beloknya ke kiri,” tuturnya disambut senyuman para ibu.
Sedangkan bapak-bapak berpikirnya pakai otak kanan. “Jadinya lebih fokus,” tegasnya. Dalam undang-undang lalu lintas, kejadian ibu-ibu tadi tetap melanggar lalu lintas.
Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas terjadi penyebabnya karena pelanggaran. Menurut Yanni, pelanggaran lalu lintas itu seperti melawan arus, ngebut, dan mendahului pada saat yang tidak tepat.
”Pelanggaran lainnya menerobos, tidak mengenakan helm SNI, dan melanggar rambu dan marka jalan,” tambahnya. Lantas diputar cuplikan video emak-emak yang nekat menerobos perlintasan kereta api. Akibatnya emak-emak itu terjungkal bersama belanjaan dan sepeda motornya.
Bentuk pelanggaran lainnya tidak menyalakan lampu, tidak membawa STNK dan SIM serta menggunakan HP saat mengemudi seperti kecelakaan yang dialami artis Vanesa Angel.
Polwan asal Madiun itu lantas menerangkan, saat ini Polres Gresik punya mobil pintar. “Mobil ini memiliki perangkat yang bisa merekam pelanggaran lalu lintas. Rekaman pelanggaran disampaikan ke alamat pengemudi dalam waktu dua sampai tiga hari,” ujarnya.
Karena itu hari ini sosialisasi etika berlalu lintas. “Gresik menjadi pencetus pendidikan lalu lintas. Smamsatu ini merupakan proyek yang pertama,” ucapnya penuh semangat.
Dia menjelaskan lagi empat kendaraan yang wajib didahulukan di jalan raya. Jika empat kendaraan ini terdengar sirinenya atau terlihat di kaca spion, sebaiknya minggir. “Begitu etikanya,” tuturnya.
Empat kendaraan tersebut adalah mobil Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), ambulans, rombongan pejabat, dan mobil patrol polisi.
“Jika sirine dinyalakan dengan suara yang kencang dengan tempo cepat, itu tandanya sedang ada kebakaran. Atau mengangkut pasien gawat darurat,” terangnya.
“Jadi pengendara yang lain memberi kesempatan mereka lewat terlebih dahulu,” tuturnya.
Banyak orang beranggapan mengemudi merupakan aktivitas kehidupan yang mudah dilakukan. “Namun tetap memiliki etika berkendara, karena keselamatan nomor satu,” pesannya. Ingin selamat, patuhi etika berkendara. (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Sugeng Purwanto