Allah Dicemooh
Demikian pula Allah dicemooh atau dicela oleh orang-orang yang tidak mengenalnya dengan benar. Celaan mereka yaitu: “Allah telah mengambil seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (al-shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku satupun yang menyerupai.”
Dalam surah al ikhlash sangat jelas dan gamblang tentang tauhidullah.
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Katakanlah: ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia’. (al-Ikhlas: 1-4)
Oleh karena itu bermakrifat kepada Allah begitu pentingnya, agar setiap hamba tidak salah persepsi kepada Allah. Kesalahan persepsi akan mengakibatkan salah dalam “memperlakukan” Allah sebagai Dzat Yang Maha Sempurna. Allah Maha Baik dan tidak ada cacat sedikitpun, Allah Maha Terpuji dan tidak ada cela sedikitpun, semua ciptaanNya adalah indah tanpa kecuali.
Imam Ali dalam salah satu khutbahnya menyampaikan:
أَوَّلُ الدِّينِ مَعْرِفَتُهُ ، وَ كَمَالُ مَعْرِفَتِهِ التَّصْدِيقُ بِهِ ، وَ كَمَالُ التَّصْدِيقِ بِهِ تَوْحِيدُهُ ، وَ كَمَالُ تَوْحِيدِهِ الْإِخْلَاصُ لَهُ ،
Pertama dalam agama ini bermakrifat kepada Allah. Dan kesempurnaan dari bermakrifat kepada Allah adalah membenarkan kepadaNya, dan kesempurnaan dari membenarkanNya adalah dengan mentauhidkanNya, dan kesempurnaan dari mentauhidkanNya adalah dengan mengikhlaskan untukNya. (Nahjul Balaghah)
وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعٗا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتُۢ بِيَمِينِهِۦۚ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (az-Zumar: 67)
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa mereka tidak mengagungkan Allah dengan benar. Dan hal ini merupakan penyebab dari tidak mengenal Allah dengan sebenar-benar mengenal. Maka menjadi hal yang utama dan pertama adalah bagaimana seorang mukmin dapat mengenal Allah dengan benar.
Hal demikian ini membutuhkan proses dengan motifasi yang kuat, sebagaimana nabi Ibrahim ‘alaihissalammencari Tuhan, dengan mengamati fenomena alam dan memperhatikan pergerakan benda-benda langit, yang pada akhirnya beliau berkesimpulan bahwa Tuhan adalah Dzat Yang Maha Mengatur seluruh yang ada di alam semesta ini.
Demikian pula dengan nabi Musa ‘alahissalam beliau kepingin melihat Tuhannya, tetapi setelah itu beliau tidak mampu melhatnya bahkan sampai pingsan. Tidak luput pula nabi Muhammad Shallahu ‘alahi wa Sallam, beliau beruzlah dan tahannuts di goa Hira berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Pada akhirnya beliau dibimbing untuk menerima wahyu. Demikianlah dalam rangka mencapai makrifatullahsetiap mukmin membutuhkan proses sehingga memahami dengan benar bagaimana Allah itu. Semoga kita selalu dibimbing Allah untuk mengenal-Nya dengan benar sesuai petunjuk al Quran dan hadits-hadits shahih. Amin. Wallahu a’lam. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Ketika Allah Dicemooh dan Didustakan adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 15 Tahun XXVI, 11 Maret 2022/8 Sya’ban 1443
Discussion about this post