PWMU.CO – Warga Muhammadiyah diharapkan dapat mengambil peran dan menganggap penting era revolusi digital, seperti halnya menganggap penting mendirikan amal usaha.
Hal ini disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Agung Danarto MAg dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 2022 yang berlangsung secara hybrid di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kamis (10/3/2022).
Mengawali sambutannya, Agung mengatakan,
Seminar Pra Muktamar yang digelar ini merupakan seminar ke-16 yang disiapkan oleh SC (Steering Committee) dalam rangka menjaring berbagai masukan serta mengundang pakar ahli untuk bisa sharing dengan Muhammadiyah.
Dia menuturkan, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang akan berlangsung bukan hanya seremoni pergantian kepemimpinan saja, tetapi yang lebih penting adalah untuk menetapkan program-program serta kebijakan-kebijakan yang memberikan dampak serta kemaslahatan bagi umat dan bangsa.
“Sehingga ini harus dipersiapkan dengan serius dan melibatkan sebanyak mungkin para ahli serta pakar untuk mendiskusikan dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Hal ini dilakukan, agar program yang diputuskan oleh persyarikatan adalah benar-benar merupakan program yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka untuk akselerasi Indonesia yang berkemajuan, Islam yang berkemajuan, dan akhirnya tentu dunia yang berkemajuan.
Seminar dengan tema Media, Masyarakat Digital dan Dakwah Muhammadiyah ini menurut Agung sangat relevan, karena saat ini kita berada di era distrupsi teknologi informasi atau teknologi digital yang semakin lama semakin nampak keperkasaan dan kuasanya untuk mendistrupsi seluruh aspek kehidupan.
Sosial Media Menjadi Bagian Keseharian
Agung mengatakan, berdasarkan data statistik pada Januari 2022, menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah dua per tiga masyarakat Indonesia.
“Tercatat ada 204,4 juta, artinya 73,7 persen dari seluruh populasi masyarakat Indonesia menggunakan internet. Barangkali mereka yang tidak menggunakan internet adalah yang masih balita, anak-anak, dan yang sudah sangat tua, di samping karena lokasi blank spot di mana sinyal tidak ada di sana,” terangnya.
Agung menjelaskan, dari data itu juga menunjukkan, ada 68,9 persen dari seluruh populasi Indonesia menggunakan sosial media. Di antara lima platform terbesar yang digunakan adalah YouTube, Facebook, Instagram, Tik Tok dan Twitter.
“Media sosial ini sudah banyak digunakan orang untuk mencari informasi, baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, maupun keseharian, sehingga sudah sewajarnya kalau dikatakan masyarakat saat ini sudah sangat tergantung pada media sosial,” paparnya.
Dalam memasuki revolusi digital ini, menurutnya, bagi mereka yang tidak mendukung serta tidak mau menyesuaikan diri dengan revolusi maka akan terlindas, bukan hanya tertinggal.
“Kita bersyukur, pada era masa lalu Muhammadiyah dengan amal usahanya bisa mewarnai dunia modern. Tetapi ini juga sekaligus menjadi peringatan bagi Muhammadiyah, jika dalam revolusi teknologi digital saat ini Muhammadiyah tidak menyesuaikan diri dan tidak ambil peran, maka bukan hanya akan ketinggalan tapi terlindas oleh revolusi digital ini,” katanya.
Revolusi Digital Sesuatu yang Penting
Dia mengatakan, forum Seminar Pra Muktamar ini di samping diharapkan dapat menyadarkan warga Muhammadiyah akan pentingnya beradaptasi dengan revolusi digital, sekaligus juga sebagai edukasi agar warga Muhammadiyah bisa menganggap revolusi digital ini sebagai hal yang serius dan penting.
“Sama persis seperti ketika dulu Muhammadiyah menganggap penting mendirikan amal usaha pendidikan, amal usaha kesehatan dan sebagainya. Nah saat ini terjun di masyarakat digital juga patut dianggap sebagai hal yang penting,” tandasnya.
Kalau orang Muhammadiyah sudah menganggap sesuatu itu penting, maka insya Allah akan mudah melakukan hal itu.
“Permasalahannya adalah, bagaimana kita bisa memberikan pengertian kepada warga Muhammadiyah agar menganggap revolusi digital ini sebagai hal yang penting? Maka kita berharap para narasumber bisa memberikan pencerahan kepada warga Muhammadiyah kemudian bisa giat aktif di dunia digital,” pungkasnya. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni