PWMU.CO – SD Ikrom Wage peringati Isra Mikraj Nabi Muhammad dengan shalat berjamaah, seperti tampak di kelas III Singapore, Kamis (10/3/22).
Berbusana dan bermasker serba pink, siswa kelas III Singapore SD Muhammadiyah 3 Wage (SD Ikrom) Sheza Aleena Ramadhan dengan semangat mengawali lomba dengan salam dan perkenalan diri dengan berbahasa Inggris.
“My name is Sheza Aleena Ramadhani. I’m from III Singapore. Today, I want to tell story about Isra Mikraj,” ujarnya.
Di hadapan teman-temannya sekelasnya, dia berkisah tentang perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad dan perintah shalat 5 waktu. “Isra artinya perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsa. Sedangkan, Mikraj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha,” lanjut Sheza, panggilannya.
Busana Serba Ungu
Hal yang berbeda dilakukan Zahra Althafunnisa, siswa kelas IV Malik itu berbusana serba ungu. Dia mengawali tausiyahnya dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta lomba lainnya. “Teman-teman, tahu tidak apa itu Isra Mikraj dan kapan terjadinya?” tanyanya.
Isra Mikraj, kata dia, terjadi pada 27 Rajab tahun 621 M. Isra adalah perjalanan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina. “Sedangkan Mikraj adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa menuju ke langit 7 atau Sidratul Muntaha,” jelasnya sambil memegang gambar masjid.
Ketika Mikraj, sambungnya, Rasulullah ditemani malaikat Jibril dan menaiki buraq. Dia diperintah malaikat Jibril untuk bertemu para Nabi di setiap langit dan bertemu Allah Swt di Sidratul Muntaha. Rasulullah tidak hanya melihat tanda-tanda kebesaran Allah, tapi juga mendapat perintah shalat fardhu lima waktu.
“Salah satu keutamaan shalat adalah mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang dikerjakan dengan khusyuk akan mencegah seorang muslim dari perbuatan buruk,” tambah siswi yang hobi menulis dan bermain bulu tangkis ini.
Zahra kemudian mengutip surat al-Ankabut ayat 45,
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” kutipnya.
Ditutup Pantun
Di akhir tausiyahnya, Zahra mengajak teman-temannya untuk mengerjakan shalat dengan sungguh – sungguh dan memperbaikinya. Memperbaiki shalat tidak sekadar menyempurnakan gerakan dan bacaan, tapi juga menyempurnakan khusyuk dan menjadikan shalat sebagai pedoman hidup.
“Pergi ke pasar beli ketan, tak lupa beli rambutan. Rasulullah sebagai panutan, anak sholehah jadi rebutan,” tutupnya dengan pantun.
Usai tausiah, dia bercerita jika persiapan sebelum lomba sekitar satu pekan. Yakni dengan membaca teks selepas sekolah dan shalat maghrib. “Di awal tausiah tadi juga sempat merasa grogi,” tuturnya.
Sementara di kelas IV Hanafi, siswa kelas V mengikuti lomba shalat berjamaah. Juri lomba Muhajir SAg mengatakan, jika dalam lomba nanti akan dipanggil per kelompok. “Aspek penilaiannya meliputi bacaan doa, gerakan, kekompakan dan kekusyukan,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk lomba shalat berjamaah dari kelas V ada delapan kelompok, yang dibagi dua di hari pertama dan kedua. “Sekilas, untuk persiapan bacaan dan gerakan shalat mereka sangat baik,” terangnya.
Puncak Acara
Di sisi lain, Ketua Panitia Suryani SPdI menyampaikan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan diisi beragam perlombaan. “Ada lomba story telling dan montase untuk kelas I-III, lalu ada lomba ceramah dan shalat berjamaah untuk kelas IV dan V,” tuturnya.
Pengumuman juara, lanjutnya, akan diinfokan di puncak acara pada hari Sabtu (12/3/22). “Puncak acara nanti yang dilaksanakan secara virtual tidak hanya pengumuman juara saja, tapi ada pemberian doorprize, hadiah, dan dimeriahkan kisah Islami dengan Bunda Atin dan boneka Lala,” ujar guru bahasa Arab ini. (*)
Penulis Muhammad Nasikin. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.