Hadiah Terakhir Kakung
Ternyata siswa TK Aisyiyah 41 Menganti itu berhasil meraih juara. “Alhamdulillah, atas izin Allah, anak saya menang juara I, dapat medali emas,” sambungnya.
Usai pengumuman juara, Hitta dan Mirza kembali ke rumah sakit dan menemui Turkhan yang masih sadar. “Kakung, aku menang! Aku dapat medali emas,” sorak Mirza sambil menunjukkan medali yang berkalung di lehernya.
Kemudian, Mirza mengalungkan medali emas itu ke kakungnya yang dalam posisi tidur. Saat itu Turkhan sudah tak bisa duduk.
Sambil terisak, Hitta mengenang dan menirukan ucapan sang ayah, “Ya Allah, terima kasih Mirza, ini hadiah terakhir untuk Kakung.” Turkhan mengucapkannya sambil memeluk dan mencium Mirza yang berseragam Tapak Suci.
“Ini yang membuat saya terharu sekali, kakungnya sendiri yang mengatakan!” ucapnya terbata-bata. Ternyata, itu pula pertemuan terakhir Mirza dengan Turkhan.
Berjuang Sembuh
Dua setengah tahun terakhir, almarhum Turhan berjuang melawan kanker kelenjar getah bening. Dalam hidupnya, Turhan menempuh kemoterapi sebanyak 22 kali. Pemeriksaan USG dan laboratorium terakhirnya menunjukkan kanker itu masih ada.
Anak ketiga dari tujuh bersaudara itu belakangan juga mengalami efek samping kerusakan fungsi hati dan ginjal. “Sampai menyerang ke syaraf otak,” ujar Hitta, sapaan akrabnya.
Founder Institut Talenta Pena (ITP) itu menceritakan, sang ayah tidak sadar sejak Kamis (10/3/22). “Dua hari masuk ruang HCU, sore tadi sudah dipundut,” imbuhnya.
Telah Dimakamkan
Bapak dua anak kelahiran Gresik, 9 April 1962 itu kini berusia 59 tahun. “Rencana keluarga insyaallah bakda Dhuhur (Ahad, 13/3/22) dishalati di Masjid Ahmad Dahlan Sidayu,” ujar Hitta.
Tapi ternyata ada perubahan. Berdasarkan keterangan Musyrifah SPd—saudara ipar Turkhan—almarhum dishalatkan Sabtu (12/3/22) malam di Mushala Al-Furqan dan dimakamkan di Pemakaman Desa Golokan Sidayu Gresik. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni