Berpikir Abnormal
Bagaimana berpikir abnormal dalam pengelolaan PPDB sekolah? Pahri menjelaskan, terdapat empat hal yang harus dilakukan sekolah. Pertama, dreaming. Kepala sekolah harus memiliki mimpi besar. Mimpi besar diiringi dengan langkah, cara, dan strategi yang besar pula.
Kedua, innovating. Sekolah harus memiliki sesuatu yang baru. Hal itu karena siswa mau mendaftarkan ke sekolah apabila sekolah tersebut berbeda dengan sekolah lain. Pahri pun mencontohkan model inovasi di sekolah yang ia pimpin.
Ketiga, branding. Inovasi tersebut perlu dibranding ke masyarakat agar menjadi ciri khas yang mudah dikenal. Seperti mobil bertenaga listrik maka diberitakan ke masyarakat melalui media massa agar menjadi branding sekolah.
Keempat, marketing. Program-program yang menjadi keunggulan harus dipasarkan kepada masyarakat untuk menambah keyakinan menitipkan anak di sekolah tersebut.
Gerakan PPDB Abnormal
Tepuk tangan selalu mengiringi setiap penyampaian paparan Pahri yang begitu semangat. Dia pun melanjutkan dengan menjelaskan gerakan-gerakan strategi dan langkah PPDB abnormal. Gerakan tersebut antara lain.
Pertama, PST (pendaftaran sepanjang tahun). PPDB penting bagi sekolah maka hendaknya dilaksanakan sepanjang tahun oleh sekolah. Tidak perlu kepanitiaan PPDB, tetapi semua terlibat dalam PPDB tersebut.
Kedua, GSB (gerakan silaturahmi berjamaah). Sembari mengutip hadis Nabi tentang silaturahmi, Pahri menjelaskan pentingnya sekolah melakukan silaturahmi kepada masyarakat dengan home visit. Semua guru dan karyawan dilibatkan dalam gerakan GSB ini. Pahri menegaskan bahwa belum ada cara ampuh yang mengalahkan stategi ini.
Ketiga, MBM (menjemput bukan menyambut). Sekolah harus menjemput siswa dan mengajak siswa untuk mendaftar ke sekolah. Ingat menjemput, bukan menyambut.
Keempat, bersolek. Agar masyarakat yakin menitipkan putra-putrinya ke sekolah maka lingkungan sekolah harus terlihat rapi, bersih, dan indah. Begitu pula pengelola sekolah termasuk guru dan karyawan juga harus tampil rapi, santun, dan wibawa.
Kelima, duta sekolah. Sekolah harus mampu membangun jejaring dengan guru dan karyawan pada jenjang pendidikan di bawahnya. Hal itu memudahkan dalam mempromosikan sekolah ke siswa dan wali siswa.
Keenam, persada (presentasi langsung mendaftar). Sekolah melakukan presentasi ke sekolah-sekolah dan mengajak siswa untuk langusng mendaftar.
Ketujuh, gemes. Sekolah harus menggerakan tiada hari tanpa informasi melalui media sosial sekolah seperti YouTube, Instagram, TikTok, Facebook, dan sebagainya. Hal ini menambah citra positif sekolah di mata masyarakat.
Pahri lalu menyampaikan harapan bahwa setelah acara ini terdapat peningkatan yang signifikan di sekolah Muhammadiyah mulai dari PAUD, KB-TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Semoga terjadi kenaikan siswa yang tidak biasa-biasa, tetapi luar biasa.
“Kalau tahun lalu masih menerima seratus siswa maka tahun ini minimal tiga ratus siswa. Oleh karena itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu melaksanakan 7 strategi dan langkah PPDB abnormal. Mari lakukan mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan karyawan. Jangan lupa selalu berdoa dan bekerja sama dengan Persyarikatan Muhammadiyah,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni