Inilah Kesan Peserta National Workshop Digital Library, liputan Rozzaqul Hasan kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Kesan peserta usai ikuti National Workshop Digital Library 2022 disampaikan oleh tiga utusan dari sekolah Muhammadiyah Jawa Timur, Sabtu (12/3/2022) di Hall Room Rayz UMM Hotel Malang.
Mulyana, ketua Majelis Pustaka Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur sebelum menutup kegiatan workshop memberi kesempatan kepada beberapa peserta untuk menyampaikan kesan dihadapan pemateri, panitia, dan peserta lain. Ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta dan tindak lanjut kegiatan berikutnya.
Pustakaqan SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Dian Rahmad Maulana mengatakan sudah menguasai materi 50% dari pengoperasian aplikasi perpustakaan digital InlisLite versi 3.
“Kendala yang ia hadapi kesulitan memasukkan buku tamu rombongan,” kata pustakawan berkaca mata ini.
Layar Presentasi
Hal berbeda disampaikan peserta dari SMA Muhammadiyah 6 Paciran Lamongan. Abdul Malik Karim Amrullah menyampaikan kendala layar presentasi yang terlalu kecil membuat peserta yang duduk di belakang kesulitan membaca materi di layar.
“Dari belakang tidak kelihatan. Kami mau maju-mundur juga nggak enak,” ujarnya.
Menurut Malik, aplikasi InlisLite mirip dengan aplikasi yang sudah dia gunakan di sekolah sehingga penguasaannya terhadap materi mencapai 60%, sedangkan sisanya bisa ia praktikkan sendiri di rumah.
Kelopo Opo Nongko
Setelah 2 peserta menyampaikan kesan, Mulyana pun mengambil alih. Dia mengatakan Dian Rahmad dan Malik keduanya peserta berusia muda. Itu tampak dari wajah dan fisik mereka yang masih segar dan kuat.
Mulyana kemudian meminta peserta senior yaitu Karno Widodo dari SMA Muhammadiyah 1 Malang untuk maju menyampaikan kesannya.
“Ini ibarat kelapa tua, kalau diperas santannya banyak. Sekarang mari kita lihat, iki kelopo opo nongko?” tutur Mulyana sambil memberikan mic kepada Karno.
Karno, sapaan akrabnya, mengungkapkan tadi menyimak dari instruktur bagaimana cara instal aplikasi, input keanggotaan, input buku, logo, dan sebagainya.
“Saya lihat ternyata di buku panduan semuanya sudah ada. Itu kalau dibaca jelas sekali seperti apa yang diterangkan. Jadi, tadi saya keasikan baca sehingga terlalu sibuk membaca itu,” jelas, disambut tawa seluruh peserta.
Dia menuturkan saat ini ada satu orang yang asli jurusan perpustakaan dan masih semester tujuh di UM. Dengan bertanya kepadanya dan bantuan darinya aplikasi ini bisa digunakan di sekolah.
Dia pun mengenalkan dua orang sahabatnya yaitu Cahaya dan Febri yang bisa diajak untuk berbagi ilmu bersama.
“Dari kegiatan ini kita bisa membuat sebuah jejaring atau tim untuk kita sebarkan ke sekolah-sekolah utamanya sekolah Muhammadiyah. Untuk itu Majelis Pustaka Wilayah tidak perlu lagi membuat kegiatan kedua, ketiga, dan seterusnya,”tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.