PWMU.CO – Il dan Al, yakni Ilyasa dan Alyasa, merupakan dai muda kembar yang menjadi peserta Ajang Aksi Asia Indosiar tahun 2018.
Di tahun yang sama, mereka berdua pernah viral karena mempunyai ciri khas dakwah dengan kalimat-kalimat dan rima yang pas, serta memiliki gerakan-gerakan lucu.
Pada saat pelaksanaan tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2022, Sabtu (5/3/2022) dua santri Al-Mizan Lamongan tampil berpidato gaya Il dan Al yang mampu memukau para hadirin.
Dua santri Al-Mizan ini adalah Balqis Khumairoh dan Alya Rafida. Siswi kelas IX MTs Muhammadiyah 15 Lamongan ini disebut Il dan Al KW (palsu). Meskipun begitu mereka mampu menampilkan pidato gaya Il Al dengan semangat, kompak dan saling bersahutan.
Dengan gerakan yang kompak dan unik, dua santriwati berpakaian gamis biru navy tersebut mulai menirukan gaya bahasa, ekspresi wajah, mimik, dan gaya tubuhnya seperti Il dan Al saat menyampaikan pidatonya di Ajang Aksi Asia Indosiar.
Teks Pidato Balqis dan Aliyah
Dalam mengawali pidatonya, Balqis dan Aliyah mengutip Quran Surat az-Zumar ayat 11 yang artinya, Katakanlah sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agamaNya.
Kemudian Balqis dan Aliyah saling bergantian berpidato. “Niat secara bahasa adalah al-Qoshu yang artinya bermaksud atau menyengaja. Adapun secara istilah berbuat sesuatu dalam hati ketika hendak melakukan perbuatan dengan dibarengi dengan perbuatan itu,” kata mereka.
Dengan masih saling bersahutan, mereka menjelaskan, niat menjadi poin yang nomer satu, rukun wudhu yang pertama niat, rukun sholat yang pertama niat, rukun zakat yang pertama niat, rukun puasa yang pertama niat dan ibadah yang lainpun niat.
“Niat menjadi salah satu penentu dalam ibadah. Syekh Ibnu Rajab al-Hambali RA berkata, Sesungguhnya suatu amal jika dikerjakan dengan ikhlas namun tidak dikerjakan dengan benar, maka amal itu tidak diterima,” kata Balqis dan Aliyah.
Dan sebaliknya, apabila suatu amal jika dikerjakan dengan benar, namun tidak dengan ikhlas maka tetap saja amal itu tidak diterima.
“Niat bagaikan alamat dan ibadah bagaikan suratnya, lalu kalau ngirim surat salah alamat, akhirnya ke sana ke mari membawa alamat teng teng….,” ucap mereka dengan posisi memainkan gitar.
Ajak Perbaiki Niat
Perbaiki dulu alamatnya, pasti surat tidak akan nyasar. Perbaiki niatnya pasti ibadah diterima Allah. Niat selalu menghadirkan lillah di segala bentuk aktivitas yang diberikan kepada kita kapanpun.
“Di manapun bisa menjadi ibadah, termasuk kegiatan ibu-ibu yang mungkin hari-harinya sur ke kasur, ke sumur, ke dapur bikin bubur, ke kasur, ke dapur, ke sumur ambil siwur ke dapur, ke sumur, ke kasur langsung tidur,” ucap mereka dengan bernyanyi.
Namun hati-hati, imbuh mereka, kalau amalan dunia itu bisa menjadi ibadah karena eloknya niat. Sebaliknya, amalan akhirat bisa sia-sia karena buruknya niat.
“Contohnya, sholat yang niatnya riya sama mantan, supaya Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK) clebek clebek lagi, bisa hangus lah ibadahnya karena bukan lillahi ta’ala tapi lil mantan dulu. Astaghfirullahalazim,” tutur mereka.
Bila niat sudah tepat, ibadah pun lebih semangat, kekhusyukan makin meningkat, pahala berkali-lipat, mendapat balasan di akhirat.
Namun perlu diingat, niat bisa berubah cepat, bila penyakit qolbu kumat, riya sudah mulut dibuat cacat, mumpung sadar dan ingat.
“Perbaiki dan perbarui niat, supaya ibadahnya selamat. Bukan supaya terlihat hebat, bukan supaya dipuji kerabat, bukan supaya punya istri empat. Hadirin yang dirahmati Allah, oleh karena itu mari perbaiki niat,” pungkas Aliyah dan Balqis. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni