Cara Membesarkan Sekolah melalui Perpustakaan, Liputan Anang Pujimanto kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Mulyana SPd MPsi menjelaskan membesarkan sekolah melalui perpustakaan itu mudah.
“Inilah bentuk tanggung jawab panjenengan sebagai pustakawan. Perpustakaan juga berperan sangat penting dalam membesarkan sekolah,” terangnya di acara National Workshop Digital Library 2022, Sabtu (12/3/22) di Rayz UMM Hotel Malang.
Dia memaparkan sekolah menjadi besar bukan hanya karena siswanya berkali-kali juara olimpiade matematika, IPA, atau olimpiade yang lain. Membesarkan sekolah juga bisa dilakukan melalui pengembangan perpustakaan.
Setelah acara workshop ini, lanjutnya, kita agendakan lomba perpustakaan antarsekolah Muhammadiyah se-Jawa Timur. Kita libatkan juri yang expert di bidang perpustakaan.
Nah, dari situ akan muncul perpustakaan-perpustakaan yang bagus. Perpustakaan yang bagus bisa digunakan sebagai media promosi sekolah.
Membesarkan Sekolah
Mulyana menjelaskan perpustakaan yang bagus bisa menjadi pertimbangan orangtua menyekolahkan anaknya ke sekolah Muhammadiyah.
Pria kelahiran Kediri itu mengatakan perpustakaan sekolah bisa digunakan sebagai media yang efektif untuk membesarkan sekolah.
“Caranya adalah dengan mengadakan kegiatan literasi. Salah satunya mengadakan pembinaan menulis untuk siswa. Setelah pembinaan menulis, kemudian diadakaan lomba menulis cerpen,” jelasnya.
Dari situlah, sambungnya, muncul siswa yang berbakat menulis. Siswa itu lalu didorong untuk menerbitkan buku.
Pustakawan Harus Menarik
Mulyana menandaskan menjadi pustakawan tidak harus cantik atau ganteng tetapi harus menarik. Pustakawan kalau ingin sukses harus punya daya tarik. Begitu juga sekolah harus punya daya tarik. Sekolah harus punya yang namanya positioning agar tercipta daya Tarik.
“Bagaimana caranya agar sekolah Muhammadiyah diminati masyarakat. Salah satunya adalah pelayanan,” ujarnya.
Mulyana melanjutkan pustakawan harus bisa berinovasi bagaimana memberi pelayanan yang bagus kepada pemustaka. Mengkondisikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman dan menarik untuk belajar adalah salah satu bentuk pelayanan.
Dipandang Sebelah Mata
Mulyana mengungkapkan perpustakaan jangan dianggap sebelah mata. Sekolah boleh tidak punya kantin atau fasilitas yang lain, tapi sekolah harus punya perpustakaan.
“Dalam RAPBS perpustakaan mendapat alokasi anggaran 5% dari anggaran sekolah. Perpustakaan berhak mendapatkan perlakuan yang sama berada di sekolah, jangan sampai perpustakaan dianaktirikan,” ujarnya.
Jika perpustakaan lebih menarik lagi, mantan kepala sekolah SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu menyarankan agar perpustakaan melakukan differensiasi.
“Differensiasi penting dilakukan agar perpustakaan lebih menarik lagi minat pengunjung. Perpustakaan harus punya magnet atau daya tarik agar diminati siswa atau pengunjung. Perpustakaan Muhammadiyah harus beda dengan perpustakaan sekolah lain,” katanya.
Yang tidak kalah penting adalah, lanjutnya, adanya perpustakaan keliling. Sekolah Muhammadiyah harus bisa memanfaatkan peluang ini karena dengan menyediakan layanan perpustakaan keliling akan mendekatkan Amal Usaha Muhammadiyah kepada masyarakat,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.