PWMU.CO – Untuk menguatkan akidah dan akhlak para siswanya, Sekolah Telladan Nasional SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya menyelenggarakan kegiatan Pemantapan Iman dan Keislaman (PIK) 2017.
PIK yang diikuti 263 siswa kelas 6 ini sebenarnya adalah kegiatan berkala tahunan. Tapi secara aktual bisa menjadi charge para siswa agar memiliki kualitas keimanan yang kokoh dan wawasan keislaman yang luas, di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang belakangan ini begitu dominan memengaruhi sisi-sisi kehidupan.
(Baca: Ambil Spirit Perjuangan KH Ahmad Dahlan, Siswa SMAMDA Surabaya Tapak Tilas ke Kauman Yogyakarta)
Kegiatan yang berlangsung (20-21/1) diawali dengan acara Opening Ceremony bertempat di Masjid KH Ahmad Dahlan di kompleks sekolah yang beralamat di Jalan Pucang Anom 93 Surabaya, Jumat (20/1). Tampil memberikan orientasi pada acara pembukaan adalah Wakil Kepala Sekolah M Syaikhul Islam MHI.
Pria yang juga Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur tersebut menegaskan pentingnya program PIK bagi para siswa. “Melalui PIK ini, segenap ustadz dan ustadzah mengharapkan kalian menjadi generasi Islam yang memiliki akidah islamiyah yang kokoh dan pengetahuan keislaman yang luas,” urainya di hadapan peserta.
(Baca juga: Terkumpul Rp 7,1 Juta, Aksi Solidaritas Siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya untuk Muslim Rohingya)
Kegiatan PIK yang secara rutin dilaksanakan di awal semester 2 ini juga diharapkan menjadi ajang evaluasi pembelajaran al-Islam di sekolah favorit tersebut. “Kami evaluasi bagaimana amaliyah ibadah para siswa, di antaranya wudhu, gerakan dan bacaan shalat, bacaan Qur’an, dan murajaah (pengulangan) hafalan Juz ‘Amma serta doa-doa harian,” ujar Syaikhul kepada pwmu.co.
Selain menjadi media evaluasi, program PIK 2017 kelas 6 juga menjadi media untuk memotivasi para siswa yang beberapa bulan ke depan akan menghadapi ujian nasional. “Kami undang motivator dari Griya Parenting Surabaya juga untuk memberikan bekal kesiapan mental anak-anak menyambut ujian nasional. Semoga selepas kegiatan ini mereka lebih disiplin dan tertib dalam belajar,” tambah Syaikhul.
(Baca juga: SD yang Boikot Sari Roti Ini Berhasil Kumpulkan Bantuan Kemanusiaan Rp 24 Juta dalam Waktu 5 Hari)
Dalam kegiatan ini, peserta diwajibkan bermalam di sekolah dan dikondisikan dalam 28 kafilah (kelompok). Mereka juga harus mengikuti kompetisi dalam beberapa aspek penilaian. “Ini adalah cara panitia memotivasi peserta agar ber-fastabiqul khairat menjadi peserta terbaik,” tambah Syaikhul.
Jasmine, salah satu peserta putri terbaik merasa sangat senang mengikuti kegiatan PIK tahun ini. “PIK tahun ini sangat berkesan bagi saya. Saya belajar mandiri dan bermalam di sekolah bersama teman-teman. Alhamdulillah saya juga mendapat perhargaan sebagai peserta terbaik,” ujar gadis cilik yang juga jago pidato tersebut.
Kesan menarik juga disampaikan Hafiz Putranda peserta dari kafilah Amru bin Ash. “Saya mengikuti kegiatan PIK sudah 4 kali sejak kelas 3, tapi kegiatan ini selalu menarik setiap tahunnya. Sayang, tahun depan saya sudah tidak bisa mengikuti lagi karena sudah lulus SD,” kesannya. (Ferry Yudi AS)