PWMU.CO– Madtsamuda (MTs Muhammadiyah 2) Pondok Karangasem, Paciran, Lamongan menggelar Penilaian Tengah Semester (PTS) genap berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada 6 -16 Maret 2022.
PTS genap berbasis AKM diikuti oleh semua murid Madtsamuda yang dilaksanakan di kelas masing-masing dipandu oleh pengawas.
PTS berbasis AKM ini diadakan dengan dua cara. Menggunakan komputer atau laptop dan tulis kertas.
Bentuk-bentuk soal PTS berbasis AKM berupa pilihan ganda menjodohkan, esai atau uraian, pilihan ganda kompleks, dan isian atau jawaban singkat.
Waka Kurikulum MTs Muhammadiyah 2 Husnul Anim MPd menjelaskan, PTS genap dilaksanakan dengan model AKM meskipun di lingkungan Kabupaten Lamongan belum ada yang memulai.
”Untuk membekali murid dalam persiapan pelaksanaan Asesmen Nasional maka kami anggap perlu dengan memulai pelaksanaan PTS genap ini dengan model AKM. Karena salah satu bentuk aspek penilaian dalam pelaksanaan Asesmen Nasional adalah AKM,” katanya.
Soal AKM, dia menerangkan, menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang di milikinya.
”Tujuannya mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten saja,” jelasnya.
Wakil Kesiswaan Madtsamuda Azhar Agus Salim SPdI berharap PTS berbasis AKM ini membawa dampak baik terhadap budaya literasi yang sedang dikembangkan di kalangan siswa.
”Saya berharap dengan dilaksanakan PTS berbasis AKM ini kemampuan literasi murid semakin terasah dengan memahami teks,” ujarnya.
Siswa bisa menikmati cerita dan menghayati permasalahan kehidupan melalui soal-soal yang dibuat guru.
Diesta Niken Aurelia, peserta PTS kelas 8 IT menceritakan, ini pengalaman baru mengerjakan soal AKM. ”Kami menikmati menyelesaikan soal-soal ujian. Ada bacaan berupa cerita dan contoh kejadian di sekitar bisa mengurangi jenuh saat mengerjakan soal,” ungkapnya.
”Semoga dari pelaksanaan PTS berbasis AKM ini, saya dan teman-teman Madtsamuda terbiasa dengan budaya membaca dan berpikir kritis, yang itu semua merupakan komponen penting bagi kami dalam belajar berliterasi,” tandasnya. (*)
Penulis Nahlul Khasyiid Editor Sugeng Purwanto