Siswa SD Musix Sabet Juara Story Telling di Ajang KAS, liputan Puspitawati kontributor PWMU.CO Surabaya
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 6 (Musix) Gadung Surabaya memborong juara I dan II di ajang Kompetisi Anak Sholeh (KAS) 2022 yang diselenggarakan SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Surabaya, Sabtu (12/3/22).
Dalam cabang lomba story telling tersebut, Rizka Noor Rahmah memboyong juara I dan Hikari Askadina Uno mendapat juara II.
Mata siswa kelas IV C Hikari Askadina Uno berkaca-kaca. Menerawang jauh ke depan, seperti sedang membayangkan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan. Mulutnya terkunci, tak mampu mengucapkan kata-kata. Itulah ekspresi Hikari, sapaan akrabnya, setelah namanya diumumkan sebagai juara II. Dia terharu ketika harus maju menerima penghargaan atas prestasi yang telah diraihnya.
Anak sulung dari Bapak Dian Agung Dwi Prasetio dan Ibu Helda Muthia ini tidak pernah menyangka akan meraih posisi runner up di ajang lomba tersebut. Dia tak pernah terbayangkan menjadi juara karena ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti lomba story telling.
“Ustadzah, ayo foto aku, lalu kirim ke bundaku.” Itulah kalimat pertama yang dia sampaikan kepada guru pembimbing. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya sehingga ingin segera memberi kabar orangtuanya akan prestasi yang diraihnya.
“Aku senang sekali Ustadzah, gak pernah kebayang bakal juara. Ini piala pertamaku, akan kupajang di kamarku,” ujarnya saat ditanya bagaimana perasaannya setelah sukses meraih juara
Selain piala, Hikari juga mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan. Saat mengetahui bahwa uang pembinaan diberikan kepadanya semua sebagai bentuk penghargaan sekolah atas kerja keras dan jerih payahnya.
“Sangat senang banget. Aku mau ikut lomba terus agar bisa dapat uang lagi,” tertawa lepas.
Teknis lomba
Pendamping lomba Puspitawati SPd mengarakan lomba story telling ini dilaksanakan dalam 2 babak. Di babak pertama dilaksanakan secara online. Dimana setiap peserta harus mengirimkan link video story telling ke panitia.
“Durasi video maksimal 7 menit, lalu Panitia akan meng-upload di YouTube sekolah penyelenggara untuk selanjutnya link tersebut akan dikembalikan ke masing-masing peserta untuk mencari like,” katanya.
Dia memaparkan Like termasuk dari salah satu poin penilaian, walaupun sangat kecil kontribusinya. Ada 7 poin penilaian, antara lain Pronounciation, Intonation, Story Substances, Expression, Performance (Property and Custome), Grammar, dan Like di YouTube pada babak seleksi.
Babak seleksi dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai dengan 9 Maret 2022. Di babak ini akan diambil 20 finalis yang diumumkan pada 10 Maret 2022. Untuk selanjutnya mengikuti babak 2 yang dilaksanakan secara offline di Spemma Surabaya pada 12 Maret 2022.
Keseruan di Babak final
Puspitawati mengatakan dalam ajang ini SD Musix mengirimkan 3 peserta. Ketiganya lolos ke babak final yang dilaksanakan pada Sabtu (12/3/22). Finalis dari SD Musix tersebut adalah Hikari Askadina Uno dari kelas IV C, Naura Asyabiya Syaukiyah dari kelas III C, dan Rizka Noor Rahmah kelas VIA.
“Pada babak final ini, seluruh finalis berada di ruang tunggu tanpa boleh ditemani oleh pendampingnya, tapi sesekali pendamping boleh memasuki ruangan jika ada keperluan,” katanya.
Para finalis akan mendapatkan giliran sesuai nomor urut yang sudah didapat untuk menampilkan kemampuannya di depan dewan juri. Hanya finalis yang bisa memasuki ruang penilaian satu persatu, sehingga tidak ada yang bisa mengambil gambar apalagi merekam tampilan mereka saat tampil.
Dari 20 finalish, lanjutnya, Hikari mendapat kesempatan untuk tampil di urutan ke 16, Rizka nomor 17, dan Naura nomor 18. Karena setiap selesai tampil, finalis boleh meninggalkan ruang tunggu, maka ketiga finalis dari SD Musix yang mendapatkan nomor urut terakhir.
“Mereka terpaksa harus berada di ruang tunggu dengan beberapa finalis yang tersisa. Jadi suasana terasa sepi. Berbeda sekali dengan saat di awal, di mana seluruh finalis masih lengkap, suara gaduh karena hafalan dan latihan anak mewarnai ruang tunggu. Saat anak-anak lain berlatih, ketiga finalis justru asyik bermain,” tuturnya.
Mereka ingin menghilangkan ketegangan dengan cara mereka sendiri. “Alhamdulillah, mereka mampu memberikan hasil yang maksimal. Good job, selamat untuk para finalis SD Musix yang sudah luar biasa berjuang. We proud of you all,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.