PWMU.CO – Setelah sukses dengan berbagai pencapaian di bidang riset dan pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya di Milad yang ke-33 ini menegaskan keinginannya untuk mampu menjadi salah satu kampus berkelas international.
”Di periode kedua ini kita akan membuat akselerasi untuk menjadikan UMSurabaya sebagai kampus berkelas International. Kita juga menargetkan UMSurabaya pada tahun 2019 bisa terakreditasi A oleh AIPT,” tegas Rektor UMSurabaya Dr dr Sukadiono dalam pembukaan Outlook 2017, di Gedung G Lantai 6 UMSurabaya, Sabtu (21/1).
(Baca: Istimewa! UMSurabaya Dilirik oleh Media International dan Kerjasama dengan Taiwan, UMSurabaya Menuju Kampus Bertaraf Internasional)
Pria yang juga Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur lalu menjelaskan bahwa Outlook 2017 dengan tema “Harmoni dan Akselerasi untuk Kampus Berkelas International” ini merupakan awal dari rangkaian Milad UMSurabaya ke-33. ”Puncaknya adalah panggung sejuta inovasi yang baru diadakan pada bulan April 2017 mendatang,” katanya.
Outlook 2017 ini menghadirkan Staf Khusus Kemenristek Dikti Drs Abdul Wachid Maktub sebagai keynote speaker. Mantan Konjen RI di Arab ini menyatakan, di jaman yang teru berubah (dinamis) sperti saat ini, UMSurabaya harus mampu menjawab setiap tantangan yang ada dengan tetap fokus, dan bergerak cepat, serta senantiasa fleksibel. Itu agar UMSurabaya semakin bermutu.
(Baca juga: UMSurabaya Launching Fakultas Kedokteran dan UMSurabaya Resmi Kantongi Izin Fakultas Kedokteran)
”Ketika kampus ini bermutu, maka dengan sangat mudah mencapai kampus bertaraf internasional,” ujar pria yang memiliki prinsip hidup man of god (manusia yang dekat dengan tuhan). Bukan hanya dekat dengan atasan.
Ia pun mengakui, dalam segi publikasi Indonesia masih sangat rendah. Karenanya diperlukan kesadaran untuk membudayakan hal tersebut. Sehingga hasil penelitian (riset) tidak hanya selesai dengan data saja. Akan tetapi dapat menghasilkan sebuah publikasi international.
”Prioritas sasaran strategis Dikti tahun 2015 2019 adalah peningkatan mutu. Maka dari itu program-program yang disusun Dikti adalah bagaimana meningkatkan mutu Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia,” tuturnya.
(Baca ini juga: Inilah 12 Produk Inovasi Mahasiswa UMSurabaya yang Jadi Finalis Kompetisi Produk Tepat Guna)
Wachid lantas melontarkan sebuah pertanyaan apa yang membedakan Indonesia dengan negara-negara maju? Menurutnya yang membedakan itu berada di wilayah metafisik. Yakni di cara berpikir, visi dan imajinasi. ”Inilah yang akan menentukan nilai kita,” tekannya.
Dengan zaman yang semakin maju, lanjut Wachid tantangan yang harus dihadapi juga barang tentu baru. Karena itu solusi yang ditawrkan juga harus baru. ”Semua bisa berubah. Karena tidak selamanya seseorang terus di atas. Salah satu alat untuk menjadi maju adalah network,” jelasnya.
Selain itu diisi dengan paparan Stafsus Kemenristek Dikti, Outlook 2017 UMSurabaya ini juga menghadirkan Round Table Discussion yang dipandu langsung oleh Rektor UMSurabaya. Diksusi membahas tentang berbagai topik. Seperti internasionalisasi kampus dan bagaiman membuat semua program studi bisa terakreditasi A, serta peningkatan inovasi karya tulis dosen/mahasiswa. Hadir dalam kesempatan itu Dekanat dan seluruh dosen UMSurabaya.(dede/aan)