Inilah Ciri-Ciri Ulul Albab, Liputan Abu Jauhar kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Golongan Ulul Albab yang tidak akan tersesat, karena akal manusia memiliki keterbatasan disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Paciran Anas Ma’ruf SSos.
Dalam acara Darul Arqam Dasar (DAD) ke-VIII yang digelar Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) bertempat di Aula Panti Asuhan Ponpes Karangasem Paciran, Senin-Rabu (14-16/3/22) ini Kepala MAM 11 Lamongan ini memberikan materi dengan tema KeIslaman.
Dia mengatakan akal adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengetahuan yang berfungsi sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya untuk memahami syariat Allah SWT. Sedangkan wahyu atau hidayah adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hamba-Nya yang berfungsi sebagai petunjuk bagi akal manusia agar tidak tesesat.
“Semoga kita tergolong hamba yang Ulul albab yaitu orang memiki akal dan senantiasa mendapat hidayah dari Allah SWT,” ujarnya.
Konsep Ulul Albab
Anas, sapaan akrabnya, mengajak kepada kader IMM dan peserta DAD ke-VIII ini untuk senantiasa mentadabburi surat Ali Imran ayat 190-191 agar memahami tentang pengertian dan ciri-ciri ulul albab. Dalam kandungan surat tersebut menjelaskan, pertama penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan Allah SWT.
“Kedua, tanda kekuasaan Allah SWT di alam semesta ini hanya diketahui oleh ulul albab. Ketiga, Ulul albab adalah orang yang berdzikir dan berpikir. Dia selalu ingat kepada Allah SWT dalam segala kondisi dan ia juga mempergunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan alam semesta,” jelasnya.
Keempat, tafakkur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan Allah SWT menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bermanfaat. Kelima, tafakkur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah SWT dan memperbanyak doa kepada-Nya.
Ciri-ciri Ulul Albab
Anas mengungkapkan ciri Ulul Albab, pertama orang yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang benar. Menerima ayat-ayat Allah SWT dengan tanpa adanya keraguan. Kedua, Senantiasa menggunakan akalnya untuk mentadabburi, mengobservasi, memikirkan, menghayati dan mengintropeksi adanya sesuatu yang telah diciptakan Allah SWT.
Selain itu, sambungnya, juga menyinggung sesungguhnya tugas dan tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
“Oleh sebab itu dengan diberikan akal dan hidayah kepada manusia, maka konsekuensinya adalah ilmu pengetahuan dan iman seseorang harus semakin kokoh,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif Editor Muhammad Nurfatoni.