Tiga Ciri Perempuan Tangguh, liputan Maftuchatus Saidah kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Menjadi Perempuan Tangguh, Perempuan Muda Berkemajuan diulas Sekretaris Majelis Dikdasmen PDA Gresik Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik Musyrifah SAg, Ahad, (13/3/22).
Dalam kajian yang diadakan di Gedung TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Karangrejo Manyar Gresik, dia menerangkan perempuan tanggung itu ada 3. Pertama dia kuat, kedua tidak mudah putus asa, dan ketiga berkomitmen tinggi.
“Dengan berkomitmen tinggi, jika seseorang itu mendapat hambatan dan rintangan, dia bisa bertahan untuk tetap mencapai apa yang diinginkan,” ujarnya di hadapan 18 peserta kajian yang hadir.
Seperti apa perempuan tangguh itu? Perempuam tangguh itu adalah perempuan yang memiliki jiwa ketangguhan untuk menyelesaikan problem-problem perempuan yang muncul pada dirinya.
Perempuan Itu Sangat Kompleks
Musyrifah menjelaskan kita sebagai seorang perempuan biasanya sering mengalami masalah atau problem yang muncul dalam kehidupan kita. Seperti urusan pribadi, masalah pada keluarga, masalah pada kelompok masyarakat, organisasi, tempat kerja dan sebagainya.
“Problem perempuan itu sangat kompleks,” ungkapnya.
Dia memaparkan peran perempuan sangat dibutuhkan di masyarakat. Allah telah menciptakan manusia dari dua jenis yakni laki-laki dan perempuan untuk saling berdampingan.
“Maka ada beberapa peran perempuan di dunia ini seperti perempuan sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai pemimpin, sebagai pekerja dan masih banyak lagi,” ujar perempuan yang kini memiliki karya sebanyak 26 buku dalam bentuk antologi ini.
Dari Peran perempuan itu, sambungnya, maka akan ada pertanggungjawabannya sehingga agama dan ilmu sangat diperlukan untuk perempuan supaya mereka memiliki keyakinan agama yang kuat dan mempunyai ilmu yang tinggi.
“Namun, ilmu itu tidak harus sekolah yang tinggi, ilmu bisa dicari atau didapat di mana saja,” katanya.
Rasa Kasih dan Sayang
Musyrifah mengungkapkan dalam surat ar-Rum ayat 21 dijelaskan dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Dalam surat ini dapat diartikan bahwa seseorang itu berangkat berawal dari keluarga, maka ketangguhan seorang perempuan, ya dimulai dari keluarga. Dalam surat aN-Nahl ayat 97 yang artinya Barangsiapa mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka pasti Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Jadi, katanya, Allah memberi kesempatan kepada seorang perempuan untuk berbuat baik selayaknya laki-laki, seperti kesempatan untuk beribadah, berdagang, bekerja, dan bersedekah. Namun, apabila Allah memberi kesedihan, maka itu adalah ujian, dan jika kita lolos ujian maka kita akan mendapat balasan kebaikan dari Allah.
“Karena sejatinya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Maka bersyukurlah jika kita diciptakan sebagai wanita. Jelas perempuan yang dikaruniai 5 orang anak itu.”
Perempuan Muda Berkemajuan
Musyrifah mengatakan perempuan muda berkemajuan merupakan amanah dari persyarikatan untuk mewujudkan peran kebangsaan perempuan muda, pemberdayaan ekonomi perempuan, membangun kecendiakawanan serta inovasi gerakan perempuan muda untuk Indonesia berkelanjutan.
“Berkemajuan sendiri merupakan terminologi yang lekat sebagai identitas gerakan Muhammadiyah yang merujuk pada Islam berkemajuan dengan harapan nantinya ortom Muhammadiyah termasuk Nasyiatul Aisyiyah terus bergerak dan tdak berpangku tangan, tidak malas-malasan, maupun ogah-ogahan apalagi semau gue,” katanya.
Maka, tekannya, kunci yang harus dibangun adalah membangun anggota atau jamaah, jangan sampai dalam berorganisasi membeda-bedakan antara satu sama lain sehingga sangat penting membekali diri menjadi perempuan yang berkemajuan.
“Salah satunya yakni ikut aktif bersumbangsih dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah karena hidup ini terus bergerak maju, tidak mundur,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.