Optimalkan Tiga Antena Kehidupan untuk Memudahkan Rezeki, Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Ayu Triria Puspita Devi.
PWMU.CO – Hubungan wadah ujian dan wadah rezeki terungkap pada The Last Belajar Bersama dan Qiyamul Lail (BBQ) kelas VI. SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menggelarnya daring, Jumat (11/3/2022) malam.
Motivator dari Kepala Klinik Pendidikan Mipa (KPM) Cabang Surabaya Drs H Moh Arodhi mengungkapnya di ruang Zoom itu. Para guru, orangtua atau wali siswa, dan seluruh siswa kelas VI menyimaknya.
Ustadz Arodhi menyarankan kepada para siswa SDMM untuk menjalankan amalan wajib dan sunnah secara istikamah agar Allah juga memberikan keistimewaan.
Selanjutnya, ia mengajak para siswa semangat meraih prestasi dengan mengutip ayat kedua dari surat al-Mulk, “Al-ladzi kholaqol mauta wa al-hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala.”
Artinya, “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Melalui penggalan ayat kedua surat al-Mulk, Ustadz Arodhi mengatakan, Allah pasti menguji manusia dan pasti mengangkat derajat mereka yang mau berusaha untuk selalu meningkatkan amal ibadahnya. Kepala KPM Surabaya itu kemudian mengenalkan konsep solusi ujian dan derajat.
Wadah Ujian Vs Wadah Rezeki
Selanjutnya, dia menerangkan wadah ujian lawan wadah rezeki. Analoginya, wadah ujian merupakan tempat masalah. Termasuk masalah pribadi, teman, keluarga, sekolah, prestasi, dan lain sebagainya. Adapun wadah rejeki terbentuk dari sumbu pancaindera, akal, dan hati.
“Bagaimana agar kita tidak selalu halu, atau sering melamun, atau resah gelisah, galau?” tanya Ustadz Arodhi.
Lalu dia menerangkan, Allah memberi potensi berupa pancaindera (kerja keras/fisik), akal (kerja cerdas/ide),dan hati (kerja ikhlas). Dari ketiga yang Allah berikan, lanjutnya, maka Allah akan memberikan rezeki. Syaratnya, ketiga potensi ini harus digerakkan bersama-sama.
“Ketika sudah berpikir, mendekat pada Allah, maka harus menjaga kesehatan/kebugaran, tidak begadang! Kemudian, kita diminta untuk ibadah, berdoa. Jika masih belum bisa menyelesaikan masalah yang ada, maka kerja keras, cerdas, ikhlas ditambah,” tuturnya.
Alumnus Unesa itu pun mengimbau, “Jika sudah sukses menyelesaikan masalah tapi masih belum bisa berprestasi, istilahnya cuma berhasil mendapat nilai KKM atau ketuntasan minimal, kalau ingin lebih ada prestasi maka tingkatkan kerja keras, cerdas, dan ikhlas.”
Baca sambungan di halaman 2: Antena Kehidupan Atasi Keterbatasan