Pentingnya Muhammadiyah Punya Wakil Rakyat, liputan kontributor PWMU.CO Aan Hariyanto.
PWMU.CO – Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyelenggarakan Sekolah Kepemimpinan Politik dan Kebangsaan (Sekpolbang) angkatan pertama di Kapal Garden Hotel, Sengkaling, Kabupaten Malang.
Kegiatan tersebut diikuti oleh utusan yang berasal dari Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jatim. Juga perwakilan dari Organisasi Otonom (Ortom) tingkat wilayah.
Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nur Subeki menyambut baik agenda Sekpolbang ini diselenggarakan di Kapal Hotel Garden. Pasalnya, hotel tersebut merupakan salah satu bagian dari pengembangan bisnis atau unit usaha dari UMM.
“Kami sampaikan terima kasih kepada LHKP PWM Jatim karena telah memilih Kapal Hotel Garden ini sebagai tempat acara,” ujar pria karib disapa Eki itu dalam sambutan pembukaan acara, Jum’at (18/3/2022).
Strategisnya Jadi Wakil Rakyat
Nah, apa korelasi dan kontribusi mereka yang jadi anggota DPR dan pejabat publik ke amal usaha Muhammadiyah?
Menurut Eki, salah satu keuntungan dan kontribusi yang bisa diperoleh Persyarikatan Muhammadiyah, utamanya amal usaha, ketika memiliki seorang wakil rakyat yang duduk jadi anggota DPR RI seperti Prof Zainuddin Maliki misalnya, yakni memungkinkan terbukanya akses beasiswa dan peluang pengembangan amal usaha di bidang pendidikan.
“Nah, inilah salah satu pentingnya kita memiliki wakil rakyat yang duduk di kursi DPR atau di jabatan strategis lainnya. Akan terbukanya akses dan peluang lainnya,” ujarnya.
Mantan aktivis Pemuda Muhammadiyah Jatim ini menambahkan, UMM sanantiasa men-support dan berupaya terlibat mensukses calon yang di usung Persyarikatan seperti halnya Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi, hingga Alm. Nadjib Hamid. Bahkan, setiap perhelatan mengumpulkan calon pemimpin bangsa sebelum bertarung.
Tapi, pinta Eki, pimpinan amal usaha Muhammadiyah, utamanya di bidang pendidikan, tidak diminta paksa untuk secara langsung mengarahkan mahasiswa atau siswanya, memilih calon tertentu.
“Kita berusaha mendampingi para calon pemimpin bangsa, dan calon pemimpin publik. Tapi kalau mengarahkan langsung. Itu tentu sangat sensitif. Kami pasti bantu dan ikut mensukseskan mereka yang ditugaskan oleh Persyarikatan,” pintanya.
Di akhir sambutannya, Eki menyampaikan, permohonan maafnya karena Rektor UMM Dr Fauzan tidak bisa hadir dalam pembukaan acara lantaran menyambut duta besar asal Kolombia.
“Saya sampaikan permohonan maaf dari Pak Rektor. Saya ditugaskan untuk mewakili beliau (Pak Rektor) karena sedang menemani Dubeacepat-cepat balik ke Jakarta,” pungkasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni