Nafsu
Dia juga menerangkan, malas dan pesimis adalah perilaku nafsu pada diri. “Nafsu itu keinginan yang membuat kita salah, maka harus kita paksa melawan nafsu. Segera shalat sebagai usaha untuk menghindari kemalasan!” tuturnya.
“Usaha memerangi nafsu dengan shalat berpahala dua, yakni pahala melaksanakan kewajiban dan pahala memerangi nafsu,” ulas Arodhi.
Ia kemudian bercerita, saat Rasulullah SAW memenangkan Perang Badar—perang yang sangat besar bagi sahabat— terutama yang tidak pernah berlatih tentara. Lawannya berjumlah seribu. Yaitu perwakilan kafir Quraisy yang datang ke Madinah untuk menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin.
Setelah itu, Rasulullah menyiapkan para sahabat yang siap untuk berperang. Perwakilan sahabat ada sekitar 330 orang. Artinya, jumlah anggota perang tidak imbang dengan lawan, 1 banding 3.
Dari situ, lanjut ustadz Arodhi, sahabat-sahabat yakin atas izin Allah sehingga muncul motivasi semangat perang. Akhirnya terjadilah Perang Badar.
Atas izin Allah, kaum Muslimin mendapat kemenangan. Rasulullah bersabda, “Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar.”
Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran yang lebih besar itu wahai Rasullullah?”
Rasul menjawab, “Jihad (memerangi) hawa nafsu.”
Tips Perangi Nafsu
Seperti halnya hawa nafsu yang harus diperangi, malas dan pesimis harus diperangi. Arodhi mengatakan, “Kita sama-sama makan nasi. Sesama teman, sama kan minum air. Lantas kenapa pesimis? Ilmu yang dipelajari sama mengapa masih pesimis?”
“Karena ada hawa nafsu dalam diri yang harus diperangi. Malas juga demikian, karena ada setan yang membisikkan, misal bisikan agar kita menunda pekerjaan baik atau meremehkan kewajiban sholat dan belajar,” paparnya.
Dia pun menyimpulkan, jika kita tidak malas dan tidak pesimis, maka Allah akan menolong kita. Di sisi lain, jika kita malas dan pesimis maka Allah memberi dosa pada kita.
Berikutnya, Arodhi mmebagikan tips memerangi hawa nafsu. Yaitu dengan segera menjalani kewajiban yang Allah perintahkan.
Demikian juga dengan pesimis, kita harus yakinkan diri kita bahwa Allah senantiasa menolong hamba-Nya yang yakin. “Ana ‘inda dhonni ‘abdii bii.” Artinya, “Aku (Allah) sesuai prasangka hamba-Ku.”
Terakhir, Arodhi menambahkan tips menghilangkan rasa malas dan pesimis. “Jangan berteman dengan anak-anak yang malas dan pesimis karena kita bisa terpengaruh dengan mereka! Bertemanlah dengan anak-anak yang semangat dan rajin,” tegas Arodhi.
Ia lalu menyarankan para siswa SDMM berteman dengan anak-anak yang optimis. “Mudah-mudahan teman-teman di SDMM tidak malas dan selalu optimis,” doanya.
“Jika teman-teman lain di luar sekolah mungkin ada yang malas, jangan ditemani karena akan mempengaruhi nafsu dan jiwa kalian. Serta jangan lupa selalu berdoa pada Allah agar terhindar dari sifat malas atau pesimis,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni