Harus Ada Target Untuk Menulis, laporan kontributor Jember Humaiyah dari ajang Roadshow Milad Ke-6 PWMU.CO Wilayah Jatim III.
PWMU.CO – Pukul 05.00 WIB pagi, Ahad (6/3/2022) Asrama Tahfidh Bambu Kuning masih terlihat sepi. Pintu gerbang juga masih ditutup. Hanya terdengar suara santri sedang melantunkan ayat-ayat suci al-Quran.
Tak lama guru TK Aisyiyah Diana Rusdi SPd.datang. Kemudian disusul Ketua Majelis Kader Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Dyah Kusumastuti SPsi, Guru TK Aisyiyah Indri Lukitasary, Guru SD Muhammadiyah 1 Tanggul (Muhita) DZ Khoiron Wahidi, dan Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Kramat Sukoharjo Nurul Aini MT.
Topik Pembicaraan Sekolah dan Siswa
Kami bersepakat untuk kumpul di Asrama Tahfidh MBS Tanggul kebanggaan Muhamamdiyah Tanggul ini. Karena beberapa kendala, rombongan peserta roadshow baru berangkat pukul 06.00 wib. Mobil milik SD Muhita siap berangkat dengan driver Wakil Mudir MBS Tanggul Hidayaturahman Lc. Kami berangkat bertujuh.
“Ustadz, kira- kira kita tidak terlambat ke acara?” tanya Humaiyah.
“Insyaallah tidak Bu. Tinggal minta mobil disetir seperti apa, kelas ambulans atau yang biasa saja,” jawab ustadz lulusan Al Azhar Mesir ini. Kami yang mendengarpun jadi tertawa.
Sepanjang perjalanan ada saja topik pembicaraan. Karena semua rata- rata guru maka bahan pembicaraan sekitar sekolah atau tingkah laku siswanya.
Indri Lukitasary yang akrab dipanggil Bunda Luky menceritakan salah satu tingkah siswa bernama Maulana, yang tak bisa membaca atau menulis hingga akan lulus TK ABA. Akhirnya diprivat. Belajar selama dua bulan, hanya belajar memegang pensil dengan benar.
“Setiap memegang pensil tangannya selalu bergetar. Untunglah ibunya sangat telaten. Jadi di rumah diajari juga. Alhamdulillah sekarang di SD Muhita lancar membaca dan menulis,” cerita Luky dengan antusias.
Beda dengan cerita Dyah Kusumastuti tentang puteranya, Fio Dinar, yang sekarang duduk di kelas satu SD Muhita. Fio punya kelebihan di kinestetik, jadi tak bisa diam. Menulis tugas tak pernah selesai. Kadang adiknya yang menyelesaikan tugasnya saat sekolah daring.
Berbagai cerita menghiasi perjalanan meski ada sedikit kemacetan di Pasar Klakah Lumajang. Untuk mempercepat perjalanan, rombongan menggunakan jalur tol Leces.
“Ini yang dimaksud Pak Jokowi dengan pembanguan infra struktur ya, banyak dibangun tol dimana-mana,” kata Humaiyah.
“Iya Bu Hum, Pak Jokowi lebih mengutamakan pembangunan fisik. Karena kalau membangun manusianya hasilnya tidak kelihatan. Dan juga membutuhkan waktu yang lama,” timpal Dyah, ibu tiga orang anak yang saat mahasiswa dikenal sebagai aktivis kampus ini.
Pascaroadshow Rajin Menulis
Tepat pukul 07.50 WIB rombongan sampai di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo. Suasana halaman masih ramai. Tampak beberapa jamaah pulang dari acara Pengajian Ahad Pagi. Ustadz Maman seperti pulang kampung. Begitu turun dari mobil, cukup banyak jamaah yang mengenalnya.
Begitu acara dimulai rombongan Tanggul memilih duduk di barisan paling depan. Rombongan antusias mengikuti setiap acara. Apalagi saat pembagian doorprize dengan kategori rombongan paling banyak. Tanggul maju bersama SPEAM Pasuruan karena membawa masing-masing tujuh peserta.
Acara selesai, rombongan pulang dengan semangat menulis. Seperti selesai di-charge. Di perjalanan pulang Dyah mengajak untuk lebih rajin menulis.
“Seharusnya ada target ya, misal setiap pekan kirim berita. Biar kita termotivasi,” ajak Dyah.
“Iya lah. Harusnya begitu. Jangan menulis secara berkala. Kala-kala tidak malas, kala-kala lagi mood,” gurau Humaiyah yang disambut tawa seisi mobil. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.