Muhammadiyah Harus AmbIl Bagian dalam Proses Politik Indonesia, laporan kontributor PWMU.CO Aan Hariyanto
PWMU.CO – Direktur The Republic Institute Dr Sufyanto mengajak warga dan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah untuk ikut serta ambil bagian dalam proses-proses politik di negara Indonesia. Pasalnya, politik sudah menjadi panglima di negara Indonesia.
“Sekarang ini semua tidak bisa lepas dari politik. Ekonomi terkendali oleh politik. Pun demikian dengan hukum, juga terkendali oleh politik. Bisa dikatakan di negeri ini panglimanya adalah politik,” ujarnya dalam sesi materi Sekolah Kepemimpinan Politik dan Kebangsaan (Sekpolbang) angkatan pertama.
Kegiatan itu diadakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Kapal Garden Hotel, Sengkaling, Kabupaten Malang, Sabtu (19/3/2022).
Sufy menerangkan, dalam proses rekruitmen kepemimpinan di Indonesia misalnya, semuanya melalui dan ditentukan oleh mekanisme politik. “Mau jadi kepala desa melalui politik. Apalagi mau jadi Mentri, Presiden, anggota DPR, harus melalui proses politik. Apalagi proses rekruitmen KPU, Bawaslu dan lainnya, semuanya melalui politik,” ungkapnya.
Politik Menentukan
Mantan Ketua Bawaslu Jatim ini menegaskan, proses politik sangatlah menentukan ke mana arah dan nasib bangsa Indonesia di di masa depan. “Satu periode saja kepemimpinan di Indonesia macet dan dipimpin dengan kurang baik, maka kondisi demokrasi dan kondisi bangsa tidak bakal berjalan baik,” terangnya.
Maka, Sufy mengingatkan kembali warga Muhammadiyah untuk ikut ambil bagian dalam proses politik karena mekanisme politik harus dan mesti dilakukan dan diikuti. Sebaliknya, apabila Muhammadiyah tidak mau ambil bagian dalam proses politik, maka Muhammadiyah akan ditinggal langgang.
“Kita harus bersiap dengan aneka ragam amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang besar, kalau Persyarikatan tidak ambil bagian dalam proses politik, maka kita bisa saja ditekan dan diintervensi oleh kepentingan politik. Bahkan akan dikoyak-koyak oleh kebijakan politik. Dan itu sangat berbahaya,” tegasnya.
Ia mengajak, warga dan pimpinan Muhammadiyah untuk mulai memikirkan tidak hanya cara membesarkan AUM. Tapi juga ikut menjaga dari tekanan dan intervensi. itu juga penting.
“Mari Kita ikhtiarkan semua ini untuk kebajikan, kebaikan dan berfastabikhul khairat untuk membesarkan dan mengembangkan dakwah Muhammadiyah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni