Di Muhammadiyah Punya Siswa Banyak Itu Lebih Berpahala, liputan Dian Rahma Santoso, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Orangtua zaman sekarang, baik ayah dan ibu, seringkali sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini membuat orangtua resah akan tumbuh-kembang anak-anaknya di zaman milenial, terutama soal akhlak.
“Sekarang ini, masyarakat banyak yang khawatir akan putra-putrinya, mau menitipkan ke sekolah yang mana sangatlah dipikirkan agar mereka bertumbuh dan berkembang dengan baik,” kata Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Hidayatulloh MSi dalam Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan Sidoarjo (20/3/2022).
Menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) itu, boarding school sekarang ini menjadi trend bagi orangtua yang bekerja dan menginginkan putra-putrinya berhasil, tidak hanya pada aspek akademis, tetapi juga akhlak.
Hidayatulloh melanjutkan, “Karena itu kita harus menangkap peluang masyarakat yang sedang trend ini untuk memberikan proses pendidikan yang terbaik dalam sekolah atau amal usaha yang sedang kita kembangkan saat ini,” ujarnya pada jamaah di halaman SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga) Tulangan, Sidoarjo.
Di dalam proses pendidikan anak-anak, lanjut Hidayatulloh, kita harus memastikan anak-anak kita mendapat tiga potensi yang harus dikuasai umat manusia agar sukses dalam hidupnya, yaitu knowledge (ilmu pengetahuan), skill (keahlian) dan attitude (perilaku atau akhlak).
“Kita harus memastikan anak-anak kita mendapatkan ketiga-tiganya, terutama akhlak,” tegasnya.
Hidayatulloh menambahkan, 65 persen anak-anak yang saat ini SD akan menghadapi berbagai jenis pekerjaan baru yang saat ini belum ada. Untuk menghadapi hal ini kita wajib menyelamatkan generasi dengan akhlak yang kita berikan selama mereka sekolah di amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah mulai TK, SD, SMP, SMA bahkan hingga perguruan tinggi.
Kepada orangtua, Hidayatulloh menegaskan, “Jangan khawatir kalau putra-putri Bapak Ibu memiliki IQ standar, karena menurut riset, IQ itu nomer 21 yang menentukan faktor kesuksesan,” ujarnya.
Pria asal Sidoarjo itu menambahkan faktor penentu kesuksesan yang paling utama adalah kejujuran, diikuti dengan disiplin tinggi, mudah bergaul, dukungan pendamping, kerja keras, dan mencintai pekerjaan. Lima hal utama inilah harus dibekalkan ke anak-anak didik agar mereka mampu bersaing di masa depan yang akan sangat berbeda kondisinya dengan saat ini.
Baca sambungan di halaman 2: Siswa Banyak Lebih Berpahala
Siswa Banyak Lebih Berpahala
Amal usaha Muhammadiyah didirikan bukan tanpa tujuan. Ada misi yang diberikan kepada para penggunanya. Semakin banyak yang bergabung di AUM, semakin mudah kita menebar ajaran Islam dan mengembalikan pada kemurniannya.
“Di Smamuga misalnya, memimpin seribu siswa dengan dua ribu siswa enak mana?” tanyanya kepada jamaah yang kebanyakan pimpinan, guru, dan karyawan SMA Muhammadiyah 3 Tulangan.
“Mimpin seribu dengan dua ribu, podo Bapak Ibu. Sama dengan di Umsida, mimpin sembilan ribu mahasiswa dengan dua puluh ribu sama. Karena itu kami bercita-cita mahasiswa Umsida mencapai 20 ribu,” tuturnya sambal memohon doa restu pada para jamaah.
Alasan memimpin sedikit dengan banyak siswa, kata Hidayatulloh, akan lebih banyak pahala kita dapatkan karena kita mampu memberikan pendidikan akhlak yang sesuai dengan ajaran islam.
“Saya yakin lebih dari tiga ribu TK Aisyiah se-Jawa Timur ini didirikan oleh Aisyiyah ini bukan untuk mencari keuntungan. Kalau untuk mencari keuntungan tidak mungkin gaji gurunya kecil. Tapi lebih pada menyelamatkan generasi, bukan untuk mencari untung,” tuturnya.
Generasi yang perlu kita selamatkan, ia mencontohkan di Umsida, “Misalnya, di Umsida kita tahu mahasiswa yang masuk itu macam-macam, banyak mahasiswa kami yang tidak bisa baca Quran,” tuturnya.
“Lalu kami membuat kebijakan mahasiswa Umsida tidak boleh ada yang tidak bisa baca Quran, karena itu kita buat program sertifikasi baca Quran,” paparnya.
Pendidikan di Muhammadiyah dibuat untuk menebarkan ajaran Islam. “Karena itu mari kita besarkan pendidikan di Smamuga ini agar kita semua ikut besar dan agar semakin banyak pahala yang kita dapatkan untuk menghadap kembali kepada Allah SWT,” tegasnya.
Dengan begitu, sambungnya, orangtua akan yakin dan ikhlas menitipkan anak-anaknya ke Smamuga karena diberikan pendidikan terbaik tidak hanya ilmu pengetahuan dan keahlian hidup, tetapi juga akhlak,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni