Tak Ada di Rundown
Fatoni, sapaannya, melanjutkan, “Editor dan co-editor adalah yang menjahit tulisan-tulisan Bapak Ibu kontributor, sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca seperti yang tampil di PWMU.CO. Kalau ditampilkan seperti aslinya ya ngak enak.” Pernyataan itu langsung disambut tawa 100-an kontributor yang hadir.
Dia menceritakan, kadang-kadang kontributor yang baru menulis itu bingung dan takut mengirim berita, karena tulisan di PWMU.CO sudah bagus-bagus, sehingga mereka grogi. “Aslinya ya tidak sebagus itulah. Itu adalah jaitan dari editor dan co-editor,” kata dia yang juga disambut tepuk tangan meriah.
Oleh karena itu, sambungnya, sebagai Pemimpin Redaksi PWMU.CO dia ingin memberikan apresiasi meskipun nilai rupaihnya tidak besar. “Tapi insyaallah yang lain akan kepincut ingin memiliki barang tersebut setelah dikasih penghargaan kategori co-editor,” ucapnya.
Setelah memberi pengantar itu Fatoni, memanggil satu per satu editor dan co-editor ke depan. Dari sebuah nampan yang dibawa oleh Sekretaris Redaksi Anifatul Asfiyah tampak tumpukan kain warna hitam. Fatoni lalu mengambil satu. Ternyata sebuah kaos hitam bergambar Editor Killer—nama atau logo buku Editor Kiler Kisah Kontributor PWMU.CO yang sebelum sesi ini sudah diluncurkan oleh Wakil Ketua PWM Jatim Nur Cholis Huda MSi.
Kaos itu untuk diberikan pada SGP dan diteruskan pada co-editor lain. Tampak wajah-wajah mereka berseri. Mereka pun memakainya dengan merangkap kaos Milad Ke-6 PWMU.CO Menulis Menginspirasi yang sebelumnya telah merak pakai bersama para kontributor.
Mereka senang karena tak menduga ada surprise ini. Seperti diakui oleh Ikhwan Arif. “Penghargaan ini tidak pernah saya duga. Bahkan Jumat (18/3/2022) pukul 23.30 saya masih koordinasi via telpon dengan Pak Fatoni perihal liputan,” ujarnya.
Saat itu Arif menanyakan penghargaan khusus yang tertulis dalam jadwal acara itu apa? Dia berharap tahu isi supaya pas ketika menetapkan siapa yang meliput. “Tapi kata Pak Fatoni itu rahasia,” kisahnya pada PWMU.CO, Ahad (20/3/2022) melalui pesan WhatsApp.
Arif mengaku sangat bangga mendapat kaos Editor Killer meskipun dia tidak merasa killer. “Ketika konfirmasi berita ke penulis ya kalau ada penulis yang responnya lama ya saya tinggal dari pada kesal,” ucapnya. Kebanggaan lain yang dirasakan Arif selama jadi co-editor adalah kalau berita dari kontributor segera bisa diselesaikan dan terbit di PWMU.CO.
Dia menambahkan dalam proses mengedit berita dia melakukannya pukul 07.00-15.00. “Karena kalau sudah di rumah bawaanya pingin istirahat saja. Plus pingin meluangkan waktu buat anak,” ujarnya.
Hal senada juga di ungkapkan oleh Nely Izatul. “Alhamdulillah merasa senang sekali atas kejutan yang diberikan oleh Pemred PWMU.CO Ustadz Fatoni,” ujarnya.
Menurutnya, pemberian penghargaan berupa kaos Editor Killer ini tidak ada di rundown, sehingga ini benar-benar merupakan kejutan bagi para editor dan co-Editor.
Dia bersyukur dan senang bisa bersua dengan para kontributor PWMU.CO di acara tersebut. “Ini merupakan momen yang sangat berharga dan menyenangkan. Walaupun kemarin sempat bimbang untuk berangkat, karena harus meninggalkan anak,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 3: Ide Mendadak