PWMU.CO– Sanggar Bimbingan Kepong didirikan oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
Sanggar Bimbingan Kepong di Kuala Lumpur diresmikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pada Sabtu (19/3/2022).
Ini merupakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang kedua yang bertempat di Kepong.
Dalam sambutannya, Koordinator SB Kepong Ikhwan Fauzi menyampaikan, pusat belajar ini mengasuh 27 siswa usia SD. Semuanya anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negeri Malaysia.
Ketua Majelis Pendidikan, Seni dan Olahraga PCIM Malaysia Ahmad Fathoni memaparkan, banyak dukungan sukarelawan yang membantu dari awal.
“Didorong dengan semangat beramal sosial, para sukarelawan ini berperan sebagai fondasi Sanggar Belajar ini,” katanya.
Sukarelawan, sambung dia, terdiri dari para mahasiswa, ibu rumah tangga, warga, dan simpatisan Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia.
Di jelaskan, pendirian Sanggar Bimbingan ini disinkronkan dengan program Pendidikan Non Formal pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan memastikan agar anak-anak WNI yang tidak berdokumen mendapatkan kesempatan belajar dan bersekolah.
”Melalui sanggar ini, anak-anak itu dapat belajar sesuai dengan kurikulum nasional, mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional dan pada waktunya nanti dapat mengikuti Ujian Nasional sehingga si anak dapat memiliki ijazah sekolah seperti layaknya mereka yang mengikuti sistem pendidikan nasional,” ujarnya.
Koordinator Sanggar Bimbingan Pendidikan Non Formal KBRI Kuala Lumpur Dadi Rosadi mewakili Atdikbud Dr Mokhammad Farid Ma’ruf menyambut bangga kesungguhan PCIM Malaysia menyukseskan program pendidikan anak bangsa.
Dikatakannya, saat ini sudah ada 15 Sanggar Bimbingan di Semenanjung Malaysia dan KBRI berharap lebih banyak lagi SB berdiri bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat Indonesia di Malaysia.
Turut hadir dalam acara peresmian itu Ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda. Dia menegaskan komitmen Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan untuk terus membersamai dan membina anak bangsa dalam mendapatkan hak pendidikannya.
Mengutip lirik lagu Laskar Pelangi, Sonny mengatakan, anak-anak kita harus bisa bermimpi untuk maju dan bercita-cita tinggi. Dengan bekal pendidikan, mereka bisa bermimpi untuk menjadi yang terbaik di masa depan.
Dia menerangkan, Sanggar Bimbingan Kepong adalah yang kedua setelah pada tahun 2021 mendirikan SB Muhammadiyah pertama di Kampung Baru, pusat kota Kuala Lumpur.
Sasarannya adalah anak-anak WNI yang belum memiliki dokumen identitas diri yang lengkap dikarenakan berbagai kondisi keluarga dan ekonomi mereka. Dengan kedua SB ini, Muhammadiyah Malaysia kini mengasuh lebih dari 60 siswa.
Tanpa gerakan pendidikan non formal, terang Sonny, anak-anak itu tidak bisa bersekolah. Persyaratan administrasi sekolah di Malaysia menutup kesempatan mereka, sementara para orang tua juga tidak mampu mencari alternatif mengajarkan anak-anaknya akibat faktor ekonomi, faktor legalitas ataupun kesibukan kerja di sini.
”Jangankan selembar ijazah, mimpi duduk di bangku sekolahpun mereka tidak memilikinya,” katanya.
Sonny berharap tantangan ini akan bisa terus dijawab oleh PCIM Malaysia secara serius dan berkesinambungan. Dia mengajak seluruh komponen warga Persyarikatan agar mendukung program Sanggar Bimbingan ini dan menjadikannya cikal bakal sekolah Muhammadiyah di Malaysia. (*)
Editor Sugeng Purwanto