PWMU.CO – Lima karakter mulia seekor burung yang selayaknya ditiru manusia, menjadi materi kajian yang disampaikan oleh Ustadz Masroin Assafani pada Pengajian Jumat Pagi (Jumpa) di Masjid Taqwa Babat, Jum’at (18/3 /2022).
Masroin berpesan kepada mustamiin agar menjadi seperti burung, yang selalu tawakal kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
“Burung pergi pagi untuk mencari makan, sore datang perutnya sudah kenyang, karena seharian telah ikhtiar,” ujar penulis buku 99 Mutiara Hati ini.
Dia lantas membacakan sebuah hadits Rasulullah SAW Akan ada sekelompok orang yang masuk surga, hati mereka seperti hatinya burung (HR Bukhori Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan ini menjelaskan, ada lima karakter yang dimiliki burung, pertama tawakal.
“Burung itu, pagi keluar dari sarang, perutnya dalam keadaan kosong, sore pulang dengan perut kenyang. Jika seorang hamba Allah mencari anugerah dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh, kemudian tawakal atau berserah kepada Allah, inilah yang memberi peluang masuk surga,” tambahnya.
Dia juga menerangkan, karakter burung yang kedua adalah rukun. Betapa keindahan burung merpati jika berkumpul, mereka tidak saling bertengkar dan rukun makan bersama.
“Kalau dalam Pancasila, burung ini mengamalkan sila ketiga, yakni persatuan. Dan sudah semestinya persatuan itu bukan hanya diucapkan tetapi harus praktikkan dalam kehidupan,” tandasnya.
Kemudian, dia membacakan penggalan QS Ali Imron ayat 103, yang artinya Dan Berpegang teguhlah kalian kepada tali agama Allah, dan jangan bercerai-berai. Menurutnya, inilah pelajaran bagi kita, agar tetap bersatu.
Syukur, Berkasih Sayang dan Ikhlas
Selanjutnya, dia mengatakan, karakter burung yang ketiga adalah syukur. Setelah kenyang, burung masih dapat memberikan apa yang diperolehnya kepada yang lain.
“Kelebihan yang telah diterima tidak lupa dibagi buat yang lain. Sifat burung ini hendaklah dapat menginspirasi kita untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah kita terima,” ujar ayah dari empat orang anak ini.
Karakter burung yang keempat adalah kasih sayang. Jika burung betina mulai mengeram, maka burung jantan itu menunggunya, dan burung jantan itu pun tidak meninggalkan burung betina.
“Bagaimana bapak-bapak? Kalau istri sedang hamil apakah bapak-bapak juga menunggu sang Istri,” tanya Masroin dengan senyuman.
Di akhir ceramahnya, dia menjelasan karakter burung yang kelima yakni memiliki keikhlasan tinggi.
“Burung betina mengerami telur dan memberi perlindungan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang serta ketulusan. Sedangkan burung jantan dengan ikhlas mengambilkan makanan untuk betina dan menjaga,” ucapnya.
Ini artinya, lanjut Masroin, sebagai hamba Allah, hendaklah kita memiliki jiwa ikhlas ketika memberikan pertolongan pada orang lain, dan jangan mengharapkan sesuatu. (*)
Penulis Hilman Sueb Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni