Kiat Menjadi Penulis Produktif
Alfain, mengatakan, menulislah sebisanya, karena menjadi penulis itu membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Maka menulis, menulis, dan menulis. Jangan takut salah.
“Apa yang ada di dalam pikiran kita, ungkapkan ke dalam tulisan, bisa di buku, bisa di media online. Karena dengan seperti itu, bisa membantu untuk melatih menulis”, ujarnya.
Dia melanjutnya, “Menulislah dengan ikhlas tanpa mengharap ada imbalan (uang). Niatkanlah untuk membantu Muhammadiyah karena setelah kita ikhlas, maka pahala atau imbalan akan datang secara sendiri.’”
Fatkhurahim Suhadi, mengatakan, untuk jadi penulis produktif, jadikan menulis sebagai hobi yang tidak menjadi beban hidup. “Apa yang Anda pikirkan, maka tulislah. Apa yang Anda lihat, maka tulislah. Pasti itu menjadikan hidup lebih bermakna,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, buatlah target untuk menulis. “Saya sendiri setiap hari harus menulis minimal satu tulisan, baik menulis berita, opini maupun biografi,” tambahnya.
Selanjutnya, sebagai evaluasi buatlah jurnal harian tentang tulisan yang telah dimuat yang disertai dengan hari, tanggal, dan jam yang diunggah. “Dari jurnal tulisan yang dimuat kita bisa memantau berapa jumlah tulisan kita dibagi dan dibaca orang lain,” katanya.
Ia menambahkan, untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas tulisan, jangan segan-segan untuk belajar. “Manfaatkan media pembelajaran yang ada. Kemudian, jangan segan-segan mengintip atau membaca tulisan anak-anak milenial. Dari sini kita bisa membandingkan tulisan kreatifitas kita,” katanya.
Terakhir, sering-seringlah keluar rumah untuk mencari inspirasi dengan melakukan perjalanan banyak ide atau gagasan yang ditemukan. “Termasuk, ada saatnya sebagai aktivis kita ditulis atau menulis. Menulis dan ditulis sebagai aktifis merupakan bagian dari amal sholeh yang harus digaungkan,” tutupnya.
Sayyidah Nuriyah menyampaikan, untuk menjadi penulis produktif itu harus berani mengambil tantangan penugasan liputan yang diberikan meskipun itu rasanya gak mungkin atau sudah banyak bayangan menakutkan yang bikin mau melangkah menulis itu rasanya berat banget.
“Tapi ternyata kalau sudah dijalani ya bisa-bisa aja kok dan mungkin-mungkin aja”, katanya.
Selain itu, tambahnya, kalau memang mau produktif ya mau gak mau harus meluangkan waktu untuk menulis. “Kalau memang gak ada waktu di jam kerja karena sudah padat banget tugas hari itu, ya mau gak mau ya setelah pulang kerja itu lanjut nulis. Karena itu bagian dari proses pengembangan diri juga,” katanya.
Selanjutnya, untuk jadi penulis produktif juga perlu motivasi internal yang bisa didapat dengan membagikan praktik-praktik baik yang sudah sekolah kita terapkan. “Juga motivasi dari para kontributor senior yang sudah membuktikan bisa menulis banyak berita,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni