IPM Itu Harus Patuhi Tiga Tertib, liputan Nisaatul Wahidah kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Ada yang baru di pelantikan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah periode 2022-2023, Kamis (10/3/22).
Apa yang baru itu? Tidak lain dan bukan, jas kebesaran organisasi pelajar Muhammadiyah (IPM). Jas, dengan warna dominan kuning mencolok. Di sakunya tersemat bordilan logo IPM, berupa simbol pena berbalutkan motto ayat al-Quran, nuun wal qalami wamaa yasturuun.
Logo ini sebagai identifikasi serta membedakan dengan inventaris lembaga lain. Ditambahkan pada bordilan itu, sebuah tulisan PR IPM MTs Muhammadiyah 6 Banyutengah.
Menurut Kepala madrasah (Kamad) Matsmunam, Anshori SThI rencana pengadaan inventaris jas IPM ini cukup lama. Setidaknya sudah 2 periode masa kepengurusan PR IPM Matsmunam kemarin. Baru pada periode kepengurusan ke-3 ini.
“Alhamdulillah pengadaan jas IPM dapat diwujudkan.”
Tertundanya pengadaan jas IPM ini, tidak lain karena terbatasnya keuangan Matsmunam. Kepala madrasah dan bendahara harus memutar otak. Bagaimana dengan terbatasnya keuangan dapat mewujudkan jas untuk kepengurusan PR IPM Matsmunam periode ini.
Dengan berhasilnya pengadaan inventaris jas IPM itu, lanjutnya, Pelantikan kepengurusan PR IPM Matsmunam periode ini, para pengurus dapat memakai jas kebesarannya. Meskipun belum secara keseluruhan karena baru 10 jas yang bisa dilakukan pengadaan.
“Hanya 5 pimpinan inti dan 5 kabid (ketua bidang) yang baru bisa menggunakan jas kebesarannya. Mereka itu terdiri ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan kabid pengkaderan, PIP, KDI, ASBO, kewirausahaan.
Prosesi Pelantikan
Bertempat di Aula KH Ahmad Dahlan perguruan Muhammadiyah Banyutengah, prosesi pelantikan kepengurusan PR IPM Matsmunam kali ini berjalan lancar. Hadir dalam pelantikan itu, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Panceng, dewan guru, pengurus PR IPM yang dilantik, dan seluruh siswa Matsmunam.
Hadir pula dalam acara itu guru senior Matsmunam, Syuhadak MPdI. Dalam sambutannya, ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng ini berpesan merujuk motto IPM, surat al-Qalam ayat 1 yang berbunyi Nuun.
“Pengurus IPM itu harus memiliki karakter responsif. Mereka harus cekatan dalam menerima dan melaksanakan tugas. Ketika ada pengurus IPM yang dipanggil atau diperintah guru atau orangtuanya, maka segera tanggap dan melaksanakan apa yang diperintahkan. Tidak boleh lamban, menolak, apalagi menghindar, melarikan diri,” katanya.
Pedoman Tiga Tertib
Anshori berpesan pada pengurus PR IPM yang dilantik agar selalu berpedoman pada tiga tertib. Pertama adalah tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib organisasi.
“Sebagaimana urutannya, seorang pengurus IPM harus mendahulukan ibadah dari belajar, apalagi organisasi. Jangan sampai sebab urusan organisasi IPM, kemudian lupa ibadanya, atau belajarnya. Saya tidak ingin, ada pengurus IPM yang nilai akademik kelasnya turun karena alasan menjadi pengurus IPM. Tidak boleh itu,” tegasnya.
Sebaliknya, sambungnya, menjadi pengurus IPM harus menjadi motivasi dan menyemangat untuk terus meningkatkan prestasi. Apakah itu prestasi akademik maupun nonakademik.
Semua pengurus IPM harus menjadi contoh bagi para anggotanya. Misalnya masalah prilaku, sikap akhlaq dan lainnya. Pengurus IPM harus terdepan atau paling depan. Ketika pembiasaan jamaah dhuhur, maka pengurus IPM harus mengawali segera mengambil air wudhu, masuk masjid, dan membuat shof.
Sambil menunggu waktu dhuhur tiba, lanjutnya, diisi dengan membaca al-Quran, murajaah, berdzikir, shalat sunnah, misalnya. “Tentunya bisa dikembangkan pada pembisaan lainnya. Kalau ini bisa dilakukan oleh kepengurusan IPM Matsmunam yang baru, tentu anggota akan melihat dan mengikuti serta patuh pada para pimpinannya,” tekannya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.