Empat Syarat Bermuhammadiyah dengan Gembira, liputan MS Suwaiby kontributor PWMU.CO Surabaya
PWMU.CO – Bermuhammadiyah dengan gembira. Inilah yang menjadi niat, semangat, dan tekad bagi kader, warga, dan simpatisan persyarikatan.
Hal ini disampaikan Dr H Muhammad Sholihin SAg MPSDM dalam Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan PCM Rungkut Surabaya, Ahad (20/3/22).
Dalam kajian ini, Abah Shol, sapaan akrabnya, mengatakan bermuhammadiyah dengan gembira penting dengan memiliki 4 kriteria sehingga menjadikan hidup sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.
Pertama, mengetahui dan mempraktikkan hal halal dan haram. Perbuatan halal dilakukan. Perbuatan haram ditinggalkan. Meninggalkan haram diantaranya tahayul, bidah, churafat (TBC), maupun syirik. Tidak lupa pula meninggalkan 3 (tiga) sifat ialah iri dengki, munafiq, dan sombong. Sifat dan sikap ini jangan sampai dimiliki warga Muhammadiyah.
“Kedua, mewujudkan pesan saling mengingatkan, menasihati dalam kebenaran dan kesabaran di antara kita kaum muslim khususnya,” ujar Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Periode 2015-2022.
Kebaikan dan Ketakwaan
Abah Shol menjelaskan, poin ketiga, mengajak tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Misalkan berjamaah shalat wajib 5 waktu, zakat, infak, shadakah, wakaf, dan mengikuti kajian rutin Ahad pagi ini.
“Mengirim undangan di seluruh grup WA untuk mendatangi pengajian atau kajian Islam dan kemuhammadiyahan, baik dari PC Muhammadiyah Rungkut maupun PC Aisyiyah Rungkut juga termasuk,” katanya.
Kita perlu mendonasikan pikiran, tenaga, waktu, dan harta yang kita miliki untuk memakmurkan dan memajukan sarana-prasarana generasi berakhlaqul karimah dan Qurani di masa mendatang. Seperti membantu PAYP, MIM 27, TK ABA, Rumah Tahfidz, maupun masjid/musholla yang dimiliki PCM Rungkut.
Amar Makruf Nahi Mungkar
Abah Shol mengatakan syarat keempat, merealisasikan amar makruf nahi mungkar. Muhammadiyah adalah gerakan Islam atau dakwah Islam yang bertujuan amar makruf nahi mungkar. Itu pula yang menjadi kepribadian Muhammadiyah, sejak sejarah awal berdiri hingga kapan pun.
“Dakwah amar makruf nahi mungkar ditujukan bagi perorangan dan masyarakat. Kedua bidang atau sasaran beramar makruf nahi mungkar yakni bagi yang telah memeluk Islam bersifat pembaharuan (tajdid),” tuturnya.
Dia memaparkan tajdid ialah mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni. Sedangkan bagi yang belum Islam bersifat seruan untuk memeluk agama Islam.
Acara tersebut dilanjutkan dengan agenda rutin panti yakni pembagian sembako bagi kaum dhuafa, keluarga, dan anak-anak binaan panti. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.