Ranting Rasa Cabang di Pringkuku oleh Muh. Isa Ansori, Kontributor Pacitan. Tulisan ini Juara Harapan II Lomba Menulis Softnews Milad ke 6 PWMU.CO.
PWMU.CO– PWM berasa PP menjadi jargon Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Di Pacitan muncul jargon Ranting berasa Cabang. Yaitu Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Dusun Gondang dan Janti, Desa Pringkuku.
Dusun itu bisa disebut Kampung Muhammadiyah. Ketua PRM, Ketua PCM, Ketua PD Pemuda Muhammadiyah ada di sini. Semua keputusan Pimpinan Pusat hingga Pimpinan Daerah konsisten dijalankan tanpa perdebatan. Misal, shalat Idul Fitri, Idul Adha, Tarawih, shaf berjarak, dan protokol kesehatan.
Tak ada ewuh pakewuh meskipun pelaksanaan itu kadang berbeda dengan Ormas lain atau pemerintah desa.
Aktivis dan pimpinan Cabang, Daerah, organisasi otonom, majelis dan lembaga banyak yang tinggal di dua dusun ini. Ini membuktikan dusun ini telah melahirkan banyak kader dari pembiasaan kehidupan bermuhammadiyahnya setiap hari.
Ketua PCM Pringkuku Abdul Azis rumahnya di Dusun Janti. Dusun ini bersebelahan dengan Dusun Gondang. Memang Azis asli dari Dusun Gondang. Ayahnya Pak Tamino, sesepuh Muhammadiyah, menetap di Gondang. Azis tinggal di Janti karena ikut istri.
Ketua PCM sebelum Azis, almarhum Ustadz Nashikin, yang meninggal saat rapat pendirian Muhammadiyah Boarding School, tinggal di Dusun Gondang.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, Hadi Shofiin, Wakil Sekretaris Lazismu Kabupaten Pacitan, Farid Mahmudi, tinggal di sini. Bahkan Kepala Dusun Gondang, Mujianto, pendekar Tapak Suci.
Lingkungan dusun dengan tradisi persyarikatann Muhammadiyah ini membuat dinamika warga semakin kuat dan maju. Mereka setahap demi setahap menguatkan amal usaha. Mulai dari pra sekolah, pendidikan dasar dan sekarang memulai pendidikan menengah.
Menyikapi Pandemi
Kepatuhan warga Muhammadiyah menyikapi pandemi sesuai dengan pedoman Maklumat PP Muhammadiyah termasuk warga Dusun Gondang dan Janti.
Sejak pandemi Covid-19 mulai melanda bulan Maret 2020, mereka patuh untuk work form home (WFH), belajar dari rumah (BDR) ataupun berhenti bekerja, karena pekerjaannya tidak memungkinkan untuk menjalankan protokol kesehatan.
Tidak saja patuh, tetapi kebiasaan taawunnya juga tetap terjaga. Mereka membuat pasar sayuran dan sembako gratis, untuk membantu warga dusun yang terkena dampak pandemi.
Masyarakat yang tidak bekerja karena harus jaga jarak, semisal tukang pijat, pedagang kecil di pasar, pedagang sayur keliling ataupun yang harus isolasi di rumah karena ada anggota keluarganya yang positif, bisa mendatangi pasar gratis ini.
WFH membawa berkah, karena harus berada di rumah, pengurus PCM yang kebanyakan tinggal di dusun ini bisa mematangkan rencana mendirikan SMP Muhammadiyah Boarding School. Di sini sudah ada Bustanul Athfal (BA) Aisyiyah dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyahnya (MIM). Namun ujian datang, karena inisiator sekaligus Ketua PCM Ustadz Nasikhin meninggal dunia.
Rencana harus tetap jalan. Tokoh sepuh Muhammadiyah setempat, Saparni, dibantu generasi muda, melanjutkan rencana itu dengan meluaskan lahan di sebelahnya.
PCM menawarkan tukar tanah atau dibeli. ”Tetapi alhamdulillah dalam satu hari, atau sebenarnya hanya sore itu, kami bisa menambah luas tiga kali lipat tanah wakaf yang ada,” kata Saparni.
Dia menceritakan, sebenarnya tanah yang kami inginkan itu, rencananya kalau boleh, mau diganti dengan tanah lain yang lebih luas. Ternyata pemiliknya malah mewakafkan semuanya untuk Muhammadiyah.
”Saya selalu menangis jika ingat proses itu,” kata Saparni sambil sesenggukan berurai air mata haru saat menceritakan kronologinya.
”Kami beberapa kali sudah diuji. Pak Nasikhin Ketua PCM meninggal, tanah untuk SMP masih belum memenuhi syarat, bangunan masih terhalang persyaratan luas tanah, ”tetangga sebelah” kurang rela, namun ternyata alhamdulillah, Allah memberi jalan dari sesuatu yang tidak kami sangka, mendapatkan tanah seutuhnya, tanpa ada pembelian maupun tukar guling,” lanjutnya.
Tambahan tanah wakaf ini berasal dari Suyudi, sesepuh Dusun Gondang. Dia mewakafkan tanah untuk Muhammadiyah sudah atas persetujuan semua keluarganya. Sertifikat tanah wakaf juga sudah terbit atas nama Muhammadiyah, digabungkan dengan tanah yang sudah ada sebelumnya.
Dengan gotong royong warga, PRM Gondang, Janti, PCM, PDM, dan Lazismu Pacitan pembangunan SMP MBS dimulai. Bangunan terdiri tiga lokal kelas, ruang guru, berlantai keramik sekaligus toilet untuk persiapan penerimaan siswa baru tahun ajaran 2021-2022 disiapkan.
Saat tahun ajaran baru, bulan Juli 2021, terdaftar ada 13 siswa baru, 7 laki laki dan 6 perempuan. Saat ini mereka sudah duduk di semester genap 2021-2022.
Dikunjungi Ketua PWM
Rasa haru berganti kegembiraan saat kunjungan rombongan PWM Jatim ke Pacitan, Ahad (6/3/2022). Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim menyempatkan mengunjungi sekolah baru di ranting Gondang ini. Kunjungan Pak Saad diantar Ketua PDM Pacitan, Suprayitno Ahmad, beserta pengurus PDM dan Majelis Dikdasmen.
Pak Saad menilai, beberapa sekolah dan madrasah yang dikunjungi sudah cukup baik. ”Saya kira beberapa sekolah dan madrasah di Pacitan, yang tadi saya kunjungi sudah memiliki daya jual atau marketable,” ujarnya.
”Tidak tahu kalau AUM yang lain, yang saat ini belum saya kunjungi langsung,” lanjutnya sambil tersenyum.
Pada hari itu Pak Saad memang mengunjungi beberapa AUM Pendidikan Muhammadiyah di Pacitan. Kebetulan yang dikunjungi beliau memang sedang berbenah dengan visi dan misi baru, sehingga semakin berkembang dan maju. Prestasinya sudah mulai diperhitungkan, sehingga mendapat kepercayaan masyarakat. Terbukti siswanya semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Ketua PCM Pringkuku Abdul Azis berbahagia atas kunjungan Ketua PWM Jawa Timur yang semula tidak masuk agenda ini. ”Ketua PDM spontan dalam sambutannya tadi meminta beliau juga mengunjungi sekolah ini,” ujarnya.
”Semoga kunjungan PWM ini semakin menguatkan tekad kami untuk mengabdi di Muhammadiyah dan mengembangkan amal usahanya di ranting ini,” tandas Abdul Azis. (*)
Editor Sugeng Purwanto