Video Mayoritas Muhammadiyah
Arif yakin, selama ini rekan-rekan di Majelis Tarjih dan Tajdid banyak menggunakan video live stream sebagai media dakwah. “Muhammadiyah mayoritas masih di video live stream untuk mendapat penonton yang banyak,” ungkapnya.
Kemudian, untuk video ceramah (edukasi) ada 39,6 persen penonton. Tak beda jauh, video blog (vlog) yang mengangkat kehidupan orang juga banyak penontonnya: 33,4 persen.
“Misal artis menikah, crazy rich muda yang bohong, itu lebih banyak ditonton karena pemuda sekarang lebih kepo,” terangnya.
Menurut Arif, ini menjadi peluang aktivis Aisyiyah untuk bisa menyajikan alternatif konten vlog. Misal, dengan membuat video laporan perjalanan dan aktivitas organisasi atau sekolah. Hanya saja, dia menekankan perlu menyesuaikan bagaimana pengemasan vlognya.
Muratal
Arif juga mengenalkan konten video yang mudah dibuat dan banyak ditonton yaitu muratal yang termasuk video musik. Untuk membuat video ini, kata dia, hanya perlu membaca al-Quran dengan benar dan baik.
Biasanya, lanjut Arif, untuk konten video jenis ini, pendengar bisa memutarnya berulang-kali. “Banyak warga memutar untuk anaknya, apalagi juz 30. Pasangan muda sekarang ngajari anaknya mengaji pakai muratal,” ungkapnya sambil tersenyum.
Dia menekankan, peserta pelatihan bisa mencoba membuat muratal di tengah video dakwahnya. “Seperti halnya ceramah Ustadz Adi Hidayat yang menyelipkan konten muratal,” imbuhnya.
Namun yang terpenting untuk video musik murratal adalah kualitas suara dan gambarnya. Dia menyarankan untuk bisa menyajikan secara jernih agar sekali dengar, penonton masih mau mengulang lagi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni