PWMU.CO – 110 santri Karangasem kelas XI SMA dan MA diberikan bekal untuk melakukan kegiatan pekan dakwah di berbagai daerah di Jawa Timur.
Bekal metodologi dakwah disampaikan Fatih Futhoni MPd, Kepala Bagian Pendidikan Pondok Pesantren Karangasem Paciran di Aula Abdurrahman Syamsuri, Senin (21/3/2022).
Fatih Futhoni mengatakan, tabligh itu artinya menyampaikan, mengajak dan memberikan contoh yang baik kepada orang lain untuk melakukan perbuatan yang benar sesuai ajaran Islam.
“Sedangkan mubaligh artinya orang yang menyampaikan,” katanya.
Tiga Etika Bertabligh
Fatih, sapaan akrabnya memaparkan, terdapat tiga etika dalam bertabligh. Pertama qaulan karima yang artinya menyampaikan dengan perkataan yang baik.
Dalam hal ini Fatih menjelaskan, saat berdakwah nanti, sasarannya dari berbagai kalangan dan memiliki banyak norma dalam masyarakat, sehingga para santri harus menjaga perkataannya.
“Kedua, menyampaikan dengan perkataan yang mudah dimengerti atau qaulan mansyuro. Tidak perlu menggunakan istilah-istilah yang tidak umum, nanti malah pesannya tidak tersampaikan dengan baik,” terang Fatih.
Kemudian, etika bertabligh yang terakhir menurut Fatih adalah qaulan layyinan yaitu menyampaikan dengan sikap sopan, santun, lemah lembut, tidak kasar, fasih dan menyentuh pendengarnya. Hal ini ditekankan Fatih agar para santri berlemah lembut dalam bersikap dan bertutur kata.
Selanjutnya Fatih juga menjelaskan terkait hal-hal yang perlu diperhatikan saat bertabligh yaitu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
“Saat berdakwah, apa yang kalian sampaikan jangan pernah bertentangan dengan al-Quran dan sunnah nabi. Sehingga menyebabkan orang lain bermusuhan, merusak, dan berselisih. Ini tentu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dan jangan mencari-cari kesalahan orang lain. Jalani perjalanan dakwah ini dengan ikhlas dan sabar,” pesannya.
Syarat sebagai Mubaligh
Terakhir, Fatih menyampaikan beberapa syarat sebagai mubaligh yaitu sudah tentu Islam dan berakal. Kemudian selanjutnya sudah baligh dan yang terakhir mendalami ajaran Islam sesuai dengan ahlus sunnah wal jamaah.
“Di hari akhir nanti ada orang yang berwajah hitam dan putih berseri-seri. Wajahnya yang hitam itu orang yang bidah, orang yang menambah-nambah ajaran Rasulullah SAW. Sedangkan orang yang berwajah putih berseri-seri adalah orang yang melaksanakan ahlus sunnah wal jamaah,” tutup Fatih.
Sebanyak 110 santri Karangasem baik putra maupun putri ini rencananya selama dua pekan di bulan Ramadhan akan disebar ke berbagai daerah di Jawa Timur untuk berdakwah dan tinggal di daerah tersebut. Maka sebelum itu santri wajib untuk mengikuti Metodologi Dakwah ini. (*)
Penulis Zulfatus Salima Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni