PWMU.CO– Masjid Imam Balqi menjadi ikon baru Kampung Inggris Pare Kediri. Masjid itu mulai dibuka perdana untuk shalat Jumat (25/3/2022).
Masjid ini berada di Jl. Lamtama. Luas bangunan 210 meter persegi. Luas lahan 500 meter persegi. Tanah merupakan wakaf dari keluarga besar Imam Balqi. Sedang dana pembangunan dari swadaya masyarakat.
Shalat Jumat pertama sekaligus soft launching masjid dengan khotib Ainur Rafiq Sophiaan MSi, Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim.
Hadir juga ikut memberi tausiyah bakda shalat Mister Kalend, sesepuh Kampung Inggris yang mengawali membuka kursus bahasa Inggris di sini.
Dalam khotbahnya Ustadz Ainur Rafiq Sophiaan berbicara tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris. Khotbah Jumat tiga bahasa ini bakal menjadi trend dan trade mark masjid di Kampung Inggris ini.
Khotbah Ustadz Ainur Rafiq menyampaikan surat al-Ankabut (29) ayat 69 untuk menganalisis gejala sosial politik yang terjadi hari ini. Terjemahan ayat itu dia ulas dalam bahasa Inggris dan Arab selain bahasa Indonesia.
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Orang-orang yang berjihad untuk Kami, sungguh Kami tunjukkan mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang baik.
Ketua Takmir Masjid Imam Balqi, Yusuf Azis mengatakan, masjid ini dirancang sebagai pusat kegiatan religius kaum milenial. Menghadirkan khotbah dengan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Arab.
”Dalam sebulan dua kali khotbah bahasa Indonesia, khotbah berikutnya bahasa Arab penuh dan bahasa Inggris penuh. Dapat juga satu khotbah dalam tiga bahasa itu kalau khotibnya menguasai,” kata anggota DPRD Kabupaten Kediri dari PAN ini.
Yusuf Aziz menjelaskan, Kampung Inggris sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang dirintis Mister Kalend pada 1977 itu telah mengalami perubahan sosial luar biasa. Saat ini berdiri 150 lebih pusat bahasa. Kursus Bahasa Arab juga bermunculan.
”Belum lagi bisnis ikutannya seperti kuliner, kos-kosan, dan persewaan sepeda. Para siswa datang dari seluruh penjuru tanah air dengan masa tinggal mulai mingguan hingga bulanan. Kini aktivitas belajar mulai pulih pelan-pelan setelah digoncang pandemi dua tahun,” tuturnya.
Dampaknya, sambung dia, terjadi perputaran roda ekonomi yang cepat. Tapi ada juga ekses negatif dari pengaruh luar ini soal gaya hidup dan pergaulan.
”Masjid ini diharapkan bisa membina anak-anak muda dan masyarakat seputar mendapatkan nilai tambah keagamaan,” katanya.
Ditambahkan, Masjid Imam Balqi akan mengadakan serial kajian isu-isu anak muda yang menjadi trending topic di media sosial. Dikemas dengan ringan dan santai dengan bimbingan ustadz muda yang kompeten di bidangnya.
Nasihat Mr Kalend
Sementara itu Mister Kalend dalam tausiyahnya membeberkan bagaimana dirinya konsisten menebarkan nilai religius dan kemoderenan di lembaganya BEC (Basic English Course).
”Saya menerima siswa yang mau mengikuti aturan dan bisa diatur. Yang tidak mau silakan cabut,” tandas Mr Kalend lulusan Pondok Modern Gontor Ponorogo.
Pria asli Kaltim kelahiran 77 tahun lalu itu mengakui belakangan banyak penyelenggara kursus yang hanya mementingkan jumlah siswa tapi mengabaikan nilai-nilai keagamaan.
”Harusnya anak-anak muda belajar itu dengan harapan dapat ilmu dunia dan akhirat. Sehingga tidak ada sekularisasi kehidupan di sini (Pare) dengan alasan kemoderenan,” pesannya.
Masjid Imam Balqi merupakan wakaf dari keluarga besar Imam Balqi kepada PCM Pare. Dirancang tiga lantai dengan puncak berupa taman terbuka yang bisa dipakai kegiatan santai sambil belajar.
Ramadhan ini akan dimanfaatkan untuk shalat Tarawih dan berbagai kegiatan sosial. Ditargetkan akhir tahun 2022 pembangunan bisa rampung seratus persen. (*)
Penulis Ainur Rafiq Editor Sugeng Purwanto