Kontributor PWMU.CO adalah Jurnalis
Roy juga menguraikan era digital saat ini arus informasi bergerak sangat cepat, beragam, dan tak terkendali. Sehingga, para kontributor harus bisa memahami karakteristik karya jurnalistik yang beritanya akurat, dapat dipercaya, dan lengkap.
“Apakah misalnya ada orang kecelakaan tiba-tiba diambil video dan diberikan narasi itu termasuk citizen journalisme?” tanyanya
Lalu ia menjawabnya: “Bukan itu sebenarnya hanya bercerita atas peristiwa yang ada didepannya.”
Selanjutnya, Roy menjelaskan citizen journalisme (jurnalisme warga) itu sebenarnya tidak ada, karena tidak memenuhi kaidah jurnalistik secara ketat yakni 5W 1H. Ia mencontohkan pemberitaan tentang berita banjir, yang kadang dikirim pada musim kemarau. Padahal foto atau video itu hasil pengambilan pada musim hujan di waktu-waktu sebelumnya. “Nah citizen journalisme itu baru terbentuk bila patuh terhadap kaidah jurnalistik dan konteksnya jelas,” terangnya
Pak Roy juga menyoroti fenonema seperti informasi yang bersumber dari TikTok. Menurutnya informasi seperti ini bukan tergolong karya jurnalistik, selain menimbulkan missinformasi juga memiliki akurasi yang rendah.
“Materi dari TikTok itu sering diulang-ulang. Videonya dipotong-potong dan didaur ulang. Konteksnya juga diletakkan berbeda-beda. Ini menimbulkan salah persepsi,” ujarnya.
“Nah, yang seperti itu bukan jurnalisme karena sengaja untuk dibuat bias dan sengaja untuk mengotak-atik matuk gitu kata orang Jawa,” terangnya mengevaluasi.
Pentingnya Editor
Roy menilai Kontributor PWMU.CO inilah yang disebut sebagai jurnalis sungguhan. Kontributor portal PWMU.CO ini dikembangkan berbasis komunitas di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Ini betul-betul jurnalisme yang kita kembangkan di PWMU.CO, karena ada editornya,” ujarnya. Menurutnya, salah satu karakteristik sebuah karya jurnalistik adalah keberadaan editor. “Kita ini mengabdi pada jurnalisme yang ada editornya sebagai cirinya,” ujarnya
“Tapi kalau menulis sendiri, disebar sendiri itu bisa memenuhi syarat jurnalisme tapi belum tentu menjadi karya jurnalistik yang memadai,” terangnya.
Mengapa keberadaan editor itu menjadi penting dalam karya jurnalistik? Roy menjelaskan setiap informasi yang diliput oleh seorang wartawan memiliki persepsi yang berbeda dengan apa yang ditangkap dan dipahami oleh publik. “Maka penting keberadaan editor,” jelasnya.
Setiap orang atau wartawan hebat pasti punya editor yang hebat. Naskah yang sudah dikirimkan ke redaksi sebuah media dapat menjadi enak dibaca berkat olah tangan dan pikiran editor. Roy mengatakan editor memiliki peran penting sebagai matanya pembaca untuk memastikam informasi yang ditulis itu akurat dan lengkap.
Sebelum hasil liputan itu dipublikasikan, editor akan mengevaluasi dari sudut pembaca apakah sudah tepat, akurat, dan mengalir bahasanya. Selanjutnya, editor akan memberikan catatan untuk dilakukan revisi bila sudah layak maka akan di-publish untuk masyarakat yang lebih luas.
Roy menegaskan portal berita milik Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jatim ini, sejak didirikan tahun 2016 ini bertujuan untuk mengembangkan jurnalisme.
“Jadi Anda-Anda sekalian ini (menunjuk para kontributor yang hadir) jurnalis beneran, karena memiliki editor apalagi editor killer. Nah kalau tanpa editor namanya jurnalis warga,” sebutnya dan diikuti tepuk tangan dari seluruh peserta yang hadir. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni