PWMU.CO– Dahlan Rais mengingatkan warga Muhammadiyah harus mantap mengawali puasa Ramadhan tahun ini pada Sabtu, 2 April 2022 sesuai Surat Edaran dari PP Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Drs HA Dahlan Rais MHum ketika mengisi Kajian Ahad Pagi Masjid al-Manar PCM Sepanjang Sidoarjo, Ahad (27/3/2022).
Pengajian dihadiri ratusan jamaah dari 25 ranting dan semua Ortom di wilayah PCM Sepanjang, Sidoarjo.
Dahlan Rais menyampaikan tugas kita mengingatkan dengan kegembiraan seperti banyak yang ditulis di spanduk Ramadhan Kariim, Ramadhan Mubarak, Marhaban Ya Ramadhan.
Menurut dia, berpuasa Ramadhan tujuan akhirnya agar menjadi orang yang bertakwa. Maka di samping berpuasa juga harus mengikuti sunah-sunahnya, seperti shalat sunah, sedekah untuk takjil, sahur dan infak.
”Membaca Quran juga disemarakkan di waktu pagi, siang, malam. Khatam dua kali, lima kali, dan seterusnya.,” katanya. Lantas dia menantang jamaah selain membaca Quran juga dibaca artinya, dan tafsirnya sekalian.
Dia menambahkan, puasa Ramadhan itu tidak hanya untuk orang beriman, tetapi untuk semua manusia ”Coba baca surat al-Baqarah ayat 187 kalimat paling akhir. Kadzalika yubayyinullahu aayaatihii linnaasi la’alahum yattaquun,” tandasnya. ”Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia agar mereka bertakwa.”
Lantas dia bertanya, bagaimana agar puasa bisa menjadikan takwa, bagaimana dengan sabda Rasulullah Muhammad : Banyak orang menjalankan puasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus.
Tiga Perusak Puasa
Dengan gaya bicara wong Solo ini dia menjelaskan, ada tiga hal yang sering tidak disadari oleh kita, padahal itu merusak puasa. Pertama, tidur berlebihan.
”Janganlah terjebak dengan kalimat tidurnya orang berpuasa itu ibadah. Jangan-jangan tidur kita bukan karena kebutuhan badan yang lelah dan harus istirahat. Tetapi karena malas dan hanya menghabiskan waktu. Ini merupakan kesia-siaan, dan kesia-siaan tidak akan sukses dan menguntungkan,” tutur adik M Amien Rais ini.
Surat al-Mukminun ayat 3 menegaskan, orang beriman yang sukses beruntung adalah orang yang meninggalkan perbuatan sia-sia.
Kedua, makan berlebihan. Nilai dari berpuasa adalah merasakan deritanya kemiskinan. Lapar dan haus sepanjang waktu. Orang berpuasa di siang hari, tetapi saat berbuka makan dan minum sangat berlebihan. ”Bahkan pengeluaran konsumsi di saat berpuasa justru lebih besar dari pada hari biasa,” ujarnya.
Menurut dia, orang yang makan berlebihan maka puasanya selesai tanpa makna. Karena nggak ada empati, puasanya tidak berdampak.
Surat Al-A’Raf : 31 menyebutkan, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih- lebihan.
Ketiga, bercampur suami istri berlebihan Bercampur suami istri identik dengan bersenang-senang. Walaupun dibolehkan ketika malam hari, namun Allah membatasi. Seperti ditegaskan dalam surat al- Baqarah ayat 187.
”Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf di dalam masjid. Itulah ketentuan Allah. Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia agar mereka bertakwa.”
Dahlan Rais mengajak jamaah untuk meningkatkan kualitas puasa. Puasa yang berkualitas akan menghasilkan kejujuran, disiplin, dan kerja keras.
Dikatakan, Rasulullah adalah orang yang paling jujur, sebelum diangkat menjadi nabi. Di Mekkah terkenal sebagai Al-Amin.
”G. Stanley seorang peneliti dari Amerika berkesimpulan, yang paling berpengaruh untuk sukses adalah kejujuran. Fukuyama lewat penelitiannya berkesimpulan, mengapa bangsa Asia Timur lebih maju dari yang lain? Karena mempunyai trust, kejujuran yang lebih tinggi,” tandasnya.
Jadi, sambung dia, kalau sekarang banyak terjadi masalah karena yang sederhana dibuat ruwet. Ini menandakan banyak orang telah hilang kejujurannya.
Dikatakan, selama menjalankan ibadah puasa kita dilatih untuk disiplin. Seperti berhenti makan sahur kalau sudah tiba waktu Subuh, tidak berbuka jika belum tiba saat adzan Maghrib. Maka setelah puasa kedisiplinan ini tetap terjaga
Berpuasa melatih bekerja keras menjalankan ibadah tambahan seperti shalat sunnah, belajar menambah ilmu dengan mengikuti kajian-kajian. Maka setelah puasa tidak boleh kembali bermalas-malasan.
”Kejujuran menumbuhkan kepercayaan, kepercayaan akan mempermudah urusan. Kebohongan menumbuhkan kecurigaan. Kecurigaan akan menghambat urusan,” tandas Dahlan Rais. (*)
Penulis Saparna Editor Sugeng Purwanto