Dari Sir Menuju Perang Informasi Terbuka, oleh Mohamad Su’ud, Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinann Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Akhirnya saya memiliki situs berita yang membanggakan dan bergengsi. Begitu gumam saya dalam hati. Portal kebanggaan warga Muhammadiyah Jawa Timur, sekaligus situs nasional Muhammadiyah, yang diberi nama PWMU.CO.
PWMU.CO, baru berusia enam tahun. Tapi sukses memberikan daya dorong bagi dinamika gerakan. Tidak ada lagi adagium, “Bekerja dalam kesunyian tanpa publikasi”.
Yang dibutuhkan sekarang adalah menyebarkan sebanyak-banyak kebaikan agar orang terinspirasi sambil menjaga hati agar tetap dalam ketulusan dan keikhlasan. Sir (rahasia) itu urusan hati, publikasi adalah urusan amar makruf.
Memasuki milad ke-6, saya mengamati portal ini selain sebagai sayap dakwah, juga merupakan media pendidikan dan pengaderan bagi aktivis Muhammadiyah. Munculnya empat ratusan kontributor yang menyebar di seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Timur bukan datang tiba-tiba. Tapi hasil kesungguhan dan kesabaran dari pemimpin redaksi dan krunya.
Terbayar Lunas
Saya masih ingat di tahun pertama dan kedua, begitu “tangguhnya” para editor berkomunikasi, menggerakkan, serta memotivasi untuk menulis dan menulis. Tidak sedikit tulisan yang tercecer menjadi utuh. Kiriman berita ruwet bisa terurai, termasuk yang saya alami sendiri.
Kegelisahan 10-15 tahun yang lalu terbayar lunas. Saat itu saya ‘iri’ dengan media lain yang sangat gesit mempublikasikan berita kelompoknya. Sementara andalan kita waktu itu hanya muhammadiyah.or.id, yang kadang-kadang tidak terlalu update.
PWMU.CO, pengobat rinduku dan penawar rindu para warga Persyarikatan se-Indonesia (bahlan sedunia). Sekarang kita tinggal klik untuk mencari berita organisasi. Tinggal klik menemukan tulisan politik dan budaya. Tinggal klik menemukan wawasan al-Islam dan kemuhammadiyahan. Sungguh saya sangat gembira.
Saatnya dari era kesunyian menuju keterbukaan. Dari gerilya menuju ‘tatap muka’. Tidak ada lagi kegiatan tidak ter-publish. Tidak ada alasan lagi tidak mengikuti perkembangan organisasi. Tidak zamannya bertanya, “Apa itu Muhammadiyah”. Apalagi menganggap Muhammadiyah teroris, Muhammadiyah Wahabi. “Duh, kuno sekali label itu”.
Saya tidak minder lagi. Saya tidak sedih lagi. Terima kasih PWMU.CO. Terima kasih pemred. Terima kasih para editor. Terima kasih para co-editor. I love you.
Ke depan, akan banyak orang belajar Islam, belajar ideologi Muhammadiyah, mengenal organisasi otonom Muhammadiyah, dan sebagainya—lewat PWMU.CO.
Hari gini, tidak tahu apa itu PWMU.CO? Cecak pun ikut bersedih. He-he-he … (*)
Editor Mohammad Nurfatoni