PWMU.CO– Latihan HW (Hizbul Wathan) di SD Muhammadiyah 2 Barat Magetan mulai digelar, Jumat (4/3/2022).
Sekitar 200 anak tumpek blek di halaman sekolah berseragam Hizbul Wathan mengikuti latihan perdana setelah aktivitas libur dua tahun karena pandemi Covid.
Murid-murid Sedamba, sebutan sekolah ini bermain, berteriak, dan melonjak dibarengi nyanyian religius. Yel-yel semangat perjuangan dan cinta tanah air dikumandangkan.
Koordinator pelatih HW Sedamba, Waluyo Setiawan SPd mengatakan, latihan HW di Sedamba sudah berjalan normal dan dilaksanakan setiap hari Jumat bakda shalat Jumat sampai Ashar.
“Diikuti semua siswa kelas 3 sampai dengan kelas 6,” kata Waluyo, panggilan akrabnya. “Melalui kegiatan HW, para kader muda ini dididik menjadi manusia yang teguh pendirian, bertekad kuat dan menjaga rasa kesetiakawanan dan kekeluargaan.”
Yang tidak kalah penting, dengan ikut HW, hati akan riang gembira. Bertemu temannya, anak-anak akan belajar sambil bermain.
Latihan hari itu meliputi upacara bendera, baris berbaris, yel-yel kepanduan, tali temali dan sandi. Tidak ketinggalan, materi kepanduan yang tidak jauh berbeda dari pramuka.
“Bedanya di HW ditambahkan nilai-nilai religius keislaman sebagai bagian dari dakwah persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.
Membangun Gedung
Kepala SD Muhammadiyah 2 Barat Nina Nugraha Ningrum SPd menyatakan pembelajaran tatap muka diizinkan lagi meski terbatas. Termasuk latihan Hizbul Wathan. Anak-anak bergembira bertemu teman-temannya.
Dia mengakui, pembelajaran jarak jauh (PJJ) terasa sangat sulit, berbeda dan berat. ”Yang sangat berat adalah tidak adanya interaksi antara guru dan siswa. Semua terasa hambar,” kata Ustadzah Nina, panggilan akrabnya.
Pembelajaran jarak jauh, sambung dia, terjadi loss learning. Murid kelas atas (kelas 4, 5 dan 7) terasa lepas pengawalan. “Untuk kelas bawah (kelas 1, 2 dan 3), orang tua ikut sibuk karena harus mendampingi belajar.
Di tahun kedua berusaha pembelajaran mulai normal, tetap menjalankan prokes. Orangtua diberi kewenangan untuk memilih antara PJJ atau tatap muka. Komunikasi dengan orang tua harus tetap dijaga.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Barat, Sadino SPd mengatakan, pembelajaran di Sedamba sudah normal meskipun kantin masih ditutup. ”Silakan anak-anak membawa bekal dari rumah,”ujar Sadino.
”Kita berusaha semaksimal mungkin pembelajaran lebih nyaman dengan merampungkan pembangunan gedung berlantai dua,” kata Sadino guru ASN ini. ”Lantai atas terdiri 3 ruang untuk kelas. Yang bawah, ruang terbuka untuk pertemuan dan agenda lainnya,” lanjutnya.
Majelis Dikdasmen, sambung Sadino, mendukung program-program yang direncanakan kepala sekolah, di antaranya membuka kelas tahfidh dan inklusi.
”Tim Sedamba terus membuat inovasi baru sebagai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat, termasuk kegiatan-kegiatan ekstra seperti Tapak Suci dan HW,” ujarnya. (*)
Penulis Samsul Hidayat Editor Sugeng Purwanto