Antimainstream, Cara PDPM Ngawi Menjaga Komunikasi dengan Istri Tercinta, liputan Siyam Supiah kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Izin kepada istri merupakan bentuk komunikasi yang baik untuk tetap menjaga kewarasan hubungan. Tentu diperlukan trik ciamik yang menggelitik asyik istri cantik agar keluar izin dari bibir manisnya yang selalu menyungging lebar di tanggal muda.
Seperti yang dilakukan anggota Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Ngawi kepada istrinya lantaran harus meninggalkan keluarga untuk sementara.
Selain izin secara lisan, mereka juga menyodorkan surat izin resmi layaknya pengajuan izin kepada pejabat untuk mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kokam dan Search And Rescue (Diklat Kokam dan SAR) Jilid 4. Kegiatan yang diikuti 80-an peserta itu dilaksanakan di Alas Ketonggo Umbul Jambe, Paron, Ngawi, Kamis-Ahad (24-27/3/22).
Ikuti Acara
Ketua PDPM Ngawi M Imam Syamsudin SThI SPd menjelaskan dalam surat tersebut tertulis bahwa Pemuda dan Kokam meminta izin kepada istri tercinta agar dapat mengikuti acara dalam keadaan sehat dan kegiatan yang dilakukan dapat bernilai ibadah.
Mereka, Pemuda dan Kokam juga menuliskan bahwa di setiap kesuksesan suami selalu ada istri hebat yang senantiasa mendukung dan mendoakan setiap langkah perjuangan dakwah.
“Sebetulnya sudah biasa, kami meninggalkan istri untuk kegiatan di luar apalagi untuk kegiatan Muhammadiyah, cuma untuk kali ini memang dibuat agak beda,” ucapnya.
“Sekali waktu izinnya dibuat anti mainstream, biar romantis,” tambahnya sambil tertawa.
Imam, sapaan akrabnya, menyampaikan sangat penting menjaga perasaan istri agar selalu bahagia. Kalau istri bahagia, maka istri akan dengan senang hati melalui hari-harinya, meskipun suami sedang tidak ada di rumah.
Doa dan Dukungan
Imam mengungkapkan dari bahagia itu juga, akan muncul kebaikan-kebaikan yang lain dengan tulus. Contohnya doa dan dukungan untuk suami berkegiatan di luar rumah. Jadi, suami bahagia menjalankan tugasnya. Istripun bahagia menjaga keluarga dan menyambut suaminya kembali pulang.
“Suami dan istri itu ibarat sepasang sepatu, meskipun berbeda kiri dan kanan, tapi memiliki satu tujuan sehingga wajar jika ada selisih pendapat, namun tetap melangkah bersama menuju tujuan yang sama, jannah-Nya,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.