MIM 21 Kapas Gelar Outbound, Ini Serunya, liputan Achmad Affan Ghoffar kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Banyak macam cara bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan semangat belajar dan merefreshing pikiran siswa setelah melaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS).
Salah satunya adalah kegiatan outbound edukatif yang telah dilaksanakan MI Muhammadiyah 21 Kapas Bojonegoro. Siswa kelas I-VI melakukan outbond di Taman Dolanan terletak di Jati Desa Bogo Kapas Bojonegoro, Sabtu (26/3/22).
Kepala MIM 21 Kapas Muhammad Yusron menjelasakan terhitung sebanyak 131 siswa didampingi oleh 13 Guru dan paguyuban siswa mengikuti rangkaian kegiatan outbound dari Tim Sanubari di alam terbuka mengambil paket edukatif.
“Beragam kegiatan yang dilakukan seperti senam pagi, game ice breaking, game kompetisi, memanah menguji kecermatan hinnga paket edukasi yang meliputi menanam padi di sawah, petualangan lumpur, membuat karya daur ulang, kerajinan gantungan kunci, dan kreasi coklat dari kelor,” ujarnya.
Merefresing Pikiran
Yusron menjelaskan acara ini kami selenggarakan untuk merefresing pikiran anak-anak setelah kurang lebih dua minggu mereka telah melaksanakan PTS tulis dan beberapa ujian praktik. Kegiatan ini berisikan permainan yang melatih kekompakkan dan kerja sama namun tetap bersifat menyenangkan bagi siswa.
“Diharapkan setelah pulang dari Taman Dolan siswa akan merasa kembali bersemangat dan segar pikiran dalam belajar,” imbuhnya.
Memasuki kegiatan outbound siswa diarahkan di halaman luas dan dimulai dengan senam ceria khas anak-anak. Tercatat ada 10 trainer yang memandu kegiatan ini sangat bersemangat demikian juga bapak ibu guru mengikuti arahan gerakannya. Anak-anak tampak senang dan sangat antusias mengikuti kegiatan pembuka ini.
Di kegiatan berikutnya anak dibagi dalam jumlah kelompok besar untuk memainkan ice breaking berupa kekompakan. Di sini anak harus mengatur strategi sedemikian rupa untuk menentukan target menjadi pemenang.
Ada di antara kelompok yang sangat ambisius hingga tidak mencapai target ada pula yang saling menyalahkan namun tidak sedikit juga yang mengikuti arahan dari salah satu komandan dalam kelompok tersebut. Ternyata di balik game ini ada makna yang terkandung membuat siswa berpikir pentingnya bekerja sama dan jangan saling menyalahkan.
Panjat Tebing
Yusron mengungkapkan kegiatan seru lainnya yang tak kalah menarik adalah ketangkasan mulai panjat tebing di atas kolam air hingga berjalan di atas jembatan gantung mini. Kegiatan yang menitikberatkan pada kesimbangan badan ini menjadi magnet besar setiap anak mengikutinya.
“Ada yang berhasil dan tak sedikit pula yang gagal. Sebagai konsekuensinya jika gagal maka dia harus tercebur ke dalam kolam yang ukuran airnya selutut orang dewasa. Bagi mereka yang tercebur maka sudah barang tentu harus ganti dengan pakaian baru dan bagi yang tidak bisa meanjutkan ke petualangan berikutnya.”
Dia mengatakan di sesi game edukatif semua anak dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelas I dan II membuat kreasi coklat yang bertempat di Balai Desa Bogo. Kelas III dan IV membuat gantungan kunci di lokasi, dan kelas V dan VI memanah dan tarik tambang di lumpur sawah. Kegiatan yang berada di 3 titik lokasi tersebut mendapat respon yang bagus dari siswa.
“Banyak di antara siswa kelas I dan II stelah membuat kreasi coklat seperti bentuk kepala hewan ataupun tokoh kartun kemudian dipamerkan langsung di makan di tempat. Ketika ditanya kenapa tidak dibawa pulang sontak mereka menjawab coklatnya enak dan banyak yang suka makan coklat.”
Buat gantungan Kunci
Yusron menjelaskan sementara itu di kegiatan membuat gantungan kunci yang diikuti Kelas III dan IV juga tidak kalah menarik. Banyak relief daun kelor yang menjadi ciri khas Desa Bogo dikreasikan dalam bentuk gantungan dan diberi nama siswa.
“Dari hasil karya ini, mereka akan menjadikan kenang-kenangan dari kegiatan outbound untuk digantungkan ke tasnya masing-masing,” tuturnya.
Lain dari kegiatan membuat karya, Kelas V dan VI banyak pada sisi ketangkasan dan kekompakan. Salah satu dari kegiatan yang melatih ketangkasan dan kekuatan yaitu memanah. Setiap anak diberi kesempatan 3 anak panah untuk di arahkan ke target. Kesan dari salah seorang siswa kelas V Faizal
“Kegiatan memanah sangat seru, tadi satu anak panah saya mengenai tengah target sasaran dan itu tidaklah mudah untuk mengatur jari memegang busur, menarik serta melepaskan anak panah butuh sebuah konsentrasi dan usaha,” katanya.
Di sisi lain masih ada beberapa siswa yang kesulitan menggunakan busur panah, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk mencoba dan terus belajar. Setelah puas menguji kecermatan kegiatan berikutnya adalah petualangan mirip benteng Takeshi.
Lewati Halang Rintang
Yusron menuturkan kegiatan ini merupakan rangkaian paket yang diambil kelas V dan VI dilakukan di sawah yang diisi air full. Dimulai melewati halang rintang berjalan dan melompat di atas bambu yang berdiri kemudian memanjat benteng dan menceburkan diri ke lumpur. Sebagai penutup dari kegiatan ini adalah adu kekuatan berupa tarik tambang di lumpur.
Sementara itu salah satu wali siswa Mujiah mengatakan kegiatan outbound edukatif ini sangat bagus karena di sisi lain siswa dapat bermain sambil belajar yaitu membuat gantungan kunci melatih keterampilan dan kreatifitas anak.
“Bermain itu memang asik tetapi agar lebih bermanfaat lagi permainan itu harus dimodifikasi supaya memiliki makna tersendiri bagi siswa. Makna di sini diartikan sebagai pengetahuan baru yaitu lewat permainan tadi siswa menjadi mengetahui cara membuat kreasi coklat, cara membuat gantungan kunci dan cara memanah.”
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.