MIM 1 Pare, Tegar dalam Gelombang Duka Pandemi oleh Eri Nurokhim, kontributor Kediri. Tulisan ini Juara I Lomba Menulis Softnews Milad Ke 6 PWMU.CO.
PWMU.CO– Pandemi Covid-19 juga merambah hingga ke pelosok Pare Kediri. Hidup menjadi berubah sejak dikampanyekan 3 M. Mencuci tangan, masker, dan menjaga jarak. Sekolah pun harus online karena ada larangan berkumpul.
Guru yang semula mengajar di kelas dan berhadapan langsung dengan siswa, kini bertemu di layar HP atau laptop. Guru harus mengubah metode pembelajaran supaya siswanya aktif mendengarkan.
Bersyukur MI Muhammadiyah 1 Pare memiliki tim IT yang siap bekerja untuk memfasilitasi kebutuhan guru. Ibnu Kholit ST SPd, Koordinator Tim IT, lantas mem-briefing guru memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajaran.
”Pelatihan-pelatihan membuat media pembelajaran terus ditingkatkan. Tim IT juga mendampingi para guru yang kala itu baru belajar menggunakan aplikasi Zoom meeting untuk pembelajaran,” tutur Ibnu Kholit.
Sarana prasarana pendukung pembelajaran jarak jauh disiapkan oleh Kepala Bidang Sarpras Erwan Susanto SPd. ”Madrasah membeli peralatan IT untuk kebutuhan pembuatan video pembelajaran, membuat studio untuk mengajar online, dan peralatan untuk mendukung kegiatan madrasah yang disiarkan secara langsung (livestreaming),” jelas Erwan.
Gelombang Duka
Wabah Covid-19 dapat menyerang siapa saja bahkan berujung maut terasa pula dampaknya di MI Muhammadiyah 1 Pare. Sejak awal tahun 2021, beberapa kali pihak madrasah mendapat kabar duka dari wali murid.
Kecemasan tidak dapat disembunyikan dari wajah bapak ibu guru dan karyawan ketika beberapa guru merasakan sakit yang gejalanya mirip Covid-19.
Suatu sore menjelang adzan Maghrib, Senin, 5 Juli 2021, warga madrasah dikejutkan dengan pesan yang disampaikan oleh Kepala Madrasah, Eri Nurokhim SP SPd MKes melalui grup Whatsapp. Dia mengabarkan guru bernama Nafiatin Isnaini telah dipanggil menghadap Allah. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Jenazah dimakamkan malam itu juga di pemakaman umum desanya. Eri Nurokhim menuturkan, informasi pihak keluarga, almarhumah meninggal dunia di sebuah klinik ketika hendak memeriksakan kondisi kesehatannya. Kesedihan terasa menyelimuti seiring kepergian salah satu rekan sejawat ini.
Kecemasan bapak-ibu guru dan karyawan madrasah ini masih berlanjut ketika ada kabar satu guru bernama Arief Budiman SPdI yang biasa disapa Ustadz Arief dirawat di rumah sakit Pare. Ustadz Arief mobilitasnya tingi karena dia juga seorang dai yang sering diminta ceramah di masjid atau pengajian Ranting Muhammadiyah-Aisyiyah se-Cabang Pare. Untaian doa kesembuhan Ustadz Arief terus mengalir di grup WA.
Namun penentu kehidupan ada di tangan Sang Khaliq. Ustadz Arief Budiman dipanggil menghadap Allah swt pada tanggal 18 Juli 2021. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Proses perawatan jenazah dilakukan di rumah sakit dengan protokol kesehatan. Jenazah hendak dimakamkan di Tulungagung, tempat kelahirannya. Namun warga Muhammadiyah yang membantu kebutuhan almarhum saat dirawat di rumah sakit meminta mobil jenazahnya singgah di Masjid Ruqayyah, Pare, yang berada di depan rumahnya untuk dishalati.
Ratusan jamaah menshalati jenazahnya sebagai penghormatan terakhir dan mengantar kepergiannya. Kepala MIM Eri Nurokhim sibuk menjawab pertanyaan dari berbagai kalangan menanyakan rencana pemakaman jenazah.
Eri mengisahkan, sehari sebelumnya dia sempat berkomunikasi dengan Ustadz Arief menanyakan perkembangan kesehatannya. ”Saya masih menggunakan alat bantu pernafasan. Harus sabar, Bu Eri.” Ternyata selang sehari duka kembali menyelimuti MIM 1 Pare karena kepergian guru senior yang juga ulama ini.
Kecemasan makin membayangi bapak-ibu guru dan karyawan manakala beberapa guru bergantian menderita sakit. Salah satunya Kepala Bidang al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Imarotin Ni’mah SAg.
Sosok satu ini dikenal ramah, aktif, dan selalu bersemangat di jalan dakwah. Guru yang akrab dipanggil Ustadzah Ima ini merupakan sosok penghafal al-Quran. Hafidhah yang juga mengelola Rumah Tahfidh Al Furqon (RTA).
Kurang lebih satu pekan Ustadzah Ima izin tidak masuk. Menurut penuturan rekan guru, Siti Hurin Munawaroh SPd dan Siti Laily Qomariyah SHI SPd, Ustadzah Ima masih bisa berkomunikasi dan berkoordinasi dengan bapak-ibu guru yang menghubunginya terkait pelaksanaan program AIK.
Masuk pekan kedua Ustadzah Ima mengirim pesan Kepala MIM Eri Nurokhim mengabarkan dirinya sudah lebih baik, tetapi masih butuh istirahat.
Rabu pagi tepatnya tanggal 11 Agustus 2021, mendung kelabu kembali bergelayut di langit MIM 1 Pare. ”Sekitar pukul 06.00 saya menerima telepon dari istri dokter yang merawat Ustadzah Ima,” tutur Eri Nurokhim. ”Bu Eri, Ustadzah Ima meninggal dunia. Panjenengan segera kemari, kita rawat jenazahnya.”
Suara Ari, istri dokter menyampaikan kabar itu sambil isak tangis. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Bagai petir di siang bolong kabar itu menyambar telinga. Sangat mengagetkan. Tanpa pikir panjang Eri langsung meluncur ke rumah Ustadzah Ima dan mengabarkan duka itu kepada rekan-rekan yang lain.
Air mata duka mengiringi kepergian sang hafidhah. Ratusan kaum muslimin menunggu di halaman Masjid Ruqayyah untuk menshalati jenazah. Selanjutnya dibawa ke pemakaman umum desa setempat.
Gelombang duka menyapu MI Muhammadiyah 1 Pare. Tiga guru terbaik telah tiada. Kehilangan tiga guru berimbas pada atmosfer kerja. Banyak peristiwa dan kenangan dari mereka yang tiada masih terekam kuat dalam ingatan.
Air mata masih sering mengalir saat ada momen rapat koordinasi di madrasah. Beberapa kali kepala madrasah menyampaikan, ”Kita harus bisa menerima takdir Allah. Kita harus kuat dan tetap melanjutkan perjuangan serta melaksanakan tugas-tugas kita.”
Semangat Berprestasi
Kesedihan tidak bisa dielakkan, namun keluarga besar MI Muhammadiyah 1 Pare tidak ingin larut dalam duka. Aktivitas madrasah harus berjalan normal. Wakil Kepala Madrasah II Ary Handayani SSi SPd bersama Kabid Kurikulum Sahana Yuda SS SPd harus bekerja keras menata kembali pembagian tugas mengajar guru.
Kebutuhan tambahan guru ditangani oleh Kabid Sumber Daya Insani Uid Syobirin SPd. Aktivitas pembelajaran daring dan kegiatan kesiswaan dijalankan Nurul Huda SPd sebagaimana program yang telah dirancang secara khusus untuk masa pandemi.
Komunikasi dengan para mitra madrasah yang digawangi oleh Kabid Humas Mustain MPdI tetap terjalin lancar.
Beberapa prestasi diraih oleh MI Muhammadiyah 1 Pare ketika gelombang duka datang. Di antaranya penghargaan sebagai Muhammadiyah Inspiring School dari Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur.
Prestasi siswa di ajang ME Awards 2021 dalam mata lomba story telling dan lomba majalah sekolah berhasil diraih. Demikian pula di ajang Porseni MI tingkat Provinsi Jawa Timur.
Siswa MI Muhammadiyah 1 Pare berhasil membawa medali emas juara 1 untuk cabang lomba bulutangkis putra. Prestasi-prestasi madrasah dan siswa tersebut membuktikan MI Muhammadiyah 1 Pare tidak surut semangatnya. Tetap tegar dalam situasi pandemi Covid-19. (*)
Editor Sugeng Purwanto