Kelas peminatan SMP Musasi, begini nilai plusnya, liputan Farah Az Zahra Asmara dan Adistya Marella Kesa Damara, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) menawarkan program baru yang disebut dengan kelas peminatan. Program ini terdiri dari Boarding, Entrepreneurship, Internasional, dan Science and Technology Class Program.
Diadakannya program tersebut di SMP Musasi karena telah menjadi sekolah penggerak. Dimana di dalamnya terdapat kurikulum diferensiasi yang memperhatikan perbedaan kemampuan kognitif siswa dalam kesiapan belajar, minat dan bakat, serta gaya belajar yang berbeda-beda. Empat kelas peminatan ini diadakan untuk mengapresiasi minat dan bakat siswa yang dikaitkan dengan program sekolah penggerak.
“Peminatan di SMP Musasi ini lebih kepada program yang kemudian siswa diberikan kebebasan untuk memilih jurusan yang cocok untuk dirinya,” ujar Drs Aunur Rofiq MSi, kepala SMP Musasi.
Melalui tes psikologi yang dilakukan untuk penempatan kelas peminatan, pihak sekolah memberitahu para orangtua tentang letak bakat dan minat anaknya, serta hasil kelas peminatan yang sesuai. Meski nanti hasil tes psikologinya berbeda dengan yang diinginkan oleh siswa, siswa diperbolehkan untuk memilih jurusan lain. “Orangtua juga masih boleh ikut menyarankan kelas peminatan lain untuk anaknya,” imbuh Rofiq.
Rofiq juga mengatakan bahwa kurikulum sekolah penggerak ini sangat jauh berbeda dengan kurikulum 2013. “Pada kurikulum 2013, semua bergantung pada kehendak dan arahan dari pemerintah. Sedangkan pada kurikulum sekolah penggerak, pihak sekolah memiliki kebebasan untuk memberikan program, serta muatan yang lebih fleksibel bergantung pada sekolah penggerak tersebut, melalui kurikulum operasional sekolah,” ujarnya.
Kelas Peminatan SMP Musasi
Waka kurikulum SMP Musasi Erna Herawati SPd menjelaskan perbedaan kegiatan belajar mengajar pada setiap kelas peminatan. Letak perbedaan itu ada pada muatan mata pelajaran dari masing-masing kelas peminatan. Siswa akan tetap menerima semua mata pelajaran, hanya saja beberapa mata pelajaran akan lebih difokuskan sesuai dengan kelas peminatannya.
“Seperti Boarding class program, berfokus pada muatan pendidikan agama islam, tahfidh, pembelajaran al-Quran dan as-Sunnah, serta hal-hal lain yang berbasis agama Islam. Entrepreneurship class program berfokus pada prakarya, seni budaya, dan informatika,” jelasnya.
Sementara International class program, lanjutnya, lebih mecondongkan pada kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa inggris dan bahasa arab, serta bahasa asing lainnya. Science and technology class program berfokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), matematika dan informatika. “Untuk mata pelajaran yang tidak berfokus pada masing-masing peminatan akan direduksi muatannya,” tambahnya.
Pada kelas peminatan ini, Outdoor Learning Activity (OLA) akan digantikan dengan Project A dan Project B. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kelas VIII dan IX mendapatkan materi serta tugas yang sama dalam semua OLA, dikarenakan metode belajar yang masih bergantung kepada kurikulum 2013.
Dua Projek
Sedangkan di kelas peminatan ini, SMP Musasi menggunakan kurikulum sekolah penggerak, para siswa hanya akan melakukan dua jenis projek. Pada projek A, mereka akan membuat projek yang berkaitan dengan mata pelajaran wajib di kelas peminatan masing-masing. Sedangkan untuk projek B adalah projek yang akan diterima oleh seluruh siswa yang bersifat nonpeminatan.
“Terkait Profil Pelajar Pancasila, para siswa akan mendapatkan mata pelajaran yang lebih berkaitan dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Sebagai contoh, siswa akan mengenal kearifan lokal budaya Indonesia melalui gabungan mata pelajaran seni budaya, bahasa jawa, serta ilmu pengetahuan sosial (IPS) dalam kegiatan membatik dan bermain ludruk. Dalam kurikulum sekolah penggerak, akan ada sembilan projek yang akan mereka kerjakan,” ungkapnya.
Erna melanjutkan, program peminatan ini baru dimulai pada semester genap lalu oleh para siswa kelas VII. Hal itu dikarenakan SMP Musasi baru terdaftar di sekolah penggerak pada semester I. Ketika itu, SMP Musasi masih berorientasi dan baru menyuntikkan kurikulum sekolah penggerak pada program OLA.
“Hingga pada semester dua, setelah mendapat pelatihan dan pengenalan lebih lanjut tentang sekolah penggerak, SMP Musasi mengadakan program kelas peminatan untuk mengakomodir gaya belajar siswa. Program peminatan ini memang baru dilaksanakan pada kelas VII. Namun, nantinya akan diberlakukan untuk semua jenjang kelas pada tahun berikutnya,” paparnya.
Belajar Lebih Santai
Di sisi lain, Felita Jannah, salah satu siswa kelas VII Saintek I membagikan pengalamannya setelah mengikuti program kelas peminatan ini. Dia mengatakan, awalnya sempat khawatir akan kesulitan berteman karena tidak bertemu dengan teman-teman lamanya lagi. Namun ternyata, dia justru lebih senang karena belajar bersama kawan yang menggemari pelajaran yang sama dengannya.
“Untuk metode belajar tidak ada perbedaan yang signifikan. Melalui kurikulum sekolah penggerak, saya merasa bisa belajar lebih fokus karena mata pelajaran yang saya peroleh kini lebih sedikit. Saya juga merasa lebih santai ketika belajar dan lebih bisa mencerna apa yang dijelaskan saat membaca materi. Karena sekarang saya belajar sesuai dengan bakat dan minat yang saya dimiliki,” ungkap Felita.
Terakhir Rofiq menyampaikan, “Guru itu senang jika melihat anak-anaknya senang belajar. Kemudian dia berprestasi dan akhlaknya baik. SMP Musasi ini bukan menomorsatukan pengetahuan, melainkan akhlak dan keterampilan untuk hidup,” ujarnya sembari mendoakan para siswanya sukses di bidang minat bakatnya masing-masing. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.