![](https://i0.wp.com/www.pwmu.co/wp-content/uploads/2017/01/Dokcil-1024x584.jpg?resize=640%2C365&ssl=1)
PWMU.CO – Seorang anak yang sedang menderita penyakit kusta, oleh orang tuanya dibawa berobat ke dukun. Oleh dukun anak tersebut diobati jampi-jampi dan kemenyan. Tapi ternyata tidak sembuh-sembuh. Orang tuanya pun protes pada sang dukun.
Berkat info yang dia terima, akhirnya anaknya dipindahkan ke pengobatan medis. Singkat cerita, setelah diperiksa dokter dan diberi resep, serta obatnya diminum secara rutin, sabar, dan telaten, akhirnya sembuhlah sang anak.
(Baca: Para Veteran Perang Ini Bangkitkan Nasionalisme Para Siswa Muhammadiyah)
“Alhamdulillah, penyakitku sudah sembuh dan bisa belajar dengan tenang. Tidak terasa sakit dan gatal-gatal lagi. Terima kasih ya Allah atas penyembuhan ini,” kata Zaidan siswa kelas 5. Dia pun berpesan agar teman-temannya menjaga hidup sehat dengan makan dan minum yang bergizi.
![](https://i0.wp.com/www.pwmu.co/wp-content/uploads/2017/01/Bancaan.jpg?resize=800%2C419&ssl=1)
Tapi Zaidan tidak sedang sakit sungguhan. Dia hanya melakoni sebuah sosio-drama dalam rangka Hari Gizi dan Kusta Internasional yang diperingati oleh SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SD Limas), Rabu (25/1). Selain sosio-drama, pada kegiatan yang diikuti 730 siswa dan didampingi 80 guru ini juga dilakukan pemaparan tentang gizi seimbang oleh “dokter cilik”, bakti sosial ke warga sekitar, dan bancaan atau makan bersama di halaman sekolah.
“Anak-anak membawa bekal sehat dari rumah yang memiliki kriteria makanan minuman yang mengandung gizi seimbang, yaitu mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Tidak boleh berbahan pengawet dan MSG, bersih, dan tidak basi,” kata Saudah, guru dan salah satu pembina dokter cilik (dokcik).
(Baca juga: Sekolah Kreatif Ini Mendapat Penghargaan Stand Bazar Paling Kreatif di Ajang Pameran Pendidikan)
Saudah menjelaskan, kriteria tersebut disampaikam tim dokcil kepada semua anak sesuai jadwal kunjungan ke kelas masing-masing dari kelas 1-6 didampingi pembina dokcil SD Limas.
Saudah menambahkan, tujuan kegiatan ini agar siswa-siswi bisa memahami arti gizi seimbang dan mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. “Tim dokcil selalu ada pembinaan untuk mengajak teman-temannya hidup sehat dan bisa belajar dengan baik.” ujarnya. (Ali Shodiqin)