Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Kemas akhirnya memilih menjadi pengusaha. Awalnya, Kemas Aman memulai usaha transportasi dari Bawean menuju Gresik. Alat transportasi yang digunakan sebagai usaha pada waktu itu berupa kapal kayu. Pengusaha yang dikenal ulet ini, kemudian mendirikan minimarket dan apotik yang saat ini dikelola oleh anak-anaknya.
Ayah empat anak itu lalu menyampaikan pertanyaan kepada Agus. ”Kenapa Pemda Gresik belum mampu membuat kapal? Misrisnya, itu semua dijalankan oleh pengusaha swasta asal Palembang , Riau dan sebagainya?. Bahkan, pertanyaan itu disampaikan Kemas Aman saat diundang dari Bupati Gresik,” tutur Agus.
(Baca: Sopir Itu Ternyata Kepala Sekolah, Pengalaman Pertama Berkunjung ke Pulau Bawean)
Agus yang merupakan Alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menambahkan, salah satu kegundahan Kemas Aman adalah mulai pudarnya generasi pengusaha Muhammadiyah. Khususnya di Bawean. Kegundahan Kemas Aman itu diamini pula oleh H Khuzaimi, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sangkapura. Saat ditemui di kantor PCM Sangkapura, Khuzaimi mengatakan saat ini minin kader Muhammadiyah yang berminat jadi pengusaha.
Senada itu, Kemas Ainul Yaqin yang merupakan putra tokoh Muhammdiyah Bawean ini mengatakan, dahulu ada tujuh pengusaha Muhammadiyah yang sangat kuat pengaruhnya di Bawean.
(Baca juga: Ke Pulau Bawean, Majelis Dikdasmen Gresik Semangati Sekolah Muhammadiyah)
Anggota Majelis Ekonomi PDM Gresik itu lantas menyampaikan harapan dari Kemas Aman. Selaku tokoh Muhammadiyah Bawean, ia ingin agar perjuangan Muhammadiyah di segala bidang terus dilanjutkan dan dikembangkan. ”Karenannya, ia menghimbau agar para pemuda yang sedang menimbah ilmu di Jawa, atau dimana saja, setelah tuntas agar mau kembali untuk membangun Muhammadiyah di Bawean,” pesan Kemas Aman yang disampaikan Agus.
Kunjungan Agus yang dilakukan hanya berdua dengan rekan kerjanya itupun mempunyai kesan yang amat mendalam. Ditambah saat perjalanan pulang dari Bawean, Agus harus menggunakan kapal Feri KMP Gili Iyang dengan tujuan Paciran, Lamongan. Agus yang berangkat pukul 21.00 baru bisa bersandar di Pelabuhan sekitar pukul 05.45. (uzlifah/aan)