Bekal Komunikasi Efektif bagi Kader TB Aisyiyah; Laporan Ian Ianah, kontributor PWMU.CO dari Gresik
PWMU.CO – Pentingnya komunikasi efektif sebagai bekal kader TB (Tuberculosis) Aisyiyah Gresik. Pernyataan ini disampaikan oleh drg Aida Nur Farikhah pada kegiatan pelatihan Kader TB di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio), Ahad (20/3/2022).
Kegiatan yang diselengarakan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik ini diikuti oleh perwakilan dari guru Aisyiyah Bustanul Athfal (AB) se-Kabupaten Gresik.
Dokter gigi Aida, panggilan akrabnya, menyampaikan komunikasi merupakan peristiwa sosial yang terjadi saat berhubungan dan berinteraksi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Definisi komunikasi ini, ia kutip dari buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmad MSc dan buku Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang.
Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya ini menyampaikan pentingnya komunikasi dalam standar mutu operasional layanan kesehatan masyarakat. “Di rumah sakit sendiri komunikasi menjadi salah satu standar keselamatan pasien yang kemudian berpengaruh pada mutu rumah sakit,” terangnya.
“Komunikasi untuk ibu-ibu kader TB Aisyiyah sangat berguna sekali untuk mengedukasi orangtua saat memeriksakan anaknya yang suspek atau diduga TB,” lanjutnya memberikan contoh.
Lima Unsur Komunikasi Efektif
Selanjutnya, dokter yang sehari-harinya praktik di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG) menjelaskan lima unsur yang mempengaruhi komunikasi efektif.
Pertama, pemahaman dan penerimaan isi stimulus secara cermat. Jika seseorang sedang berkomuniksai dengan customer seperti orangtua atau pasien harus menimbulkan pemahaman. Selain itu dapat memberikan penerimaan pesan yang baik terhadap orang yang menerimanya.
“Misalnya ibu-ibu kader TB Aisyiyah Gresik ini akan mensosialisasikan tentang TB, maka kader ini harus mempelajari dan paham betul tentang seluk beluk penyakit Tuberculosis ini,” arahannya kepada peserta yang hadir di lantai 4 ini.
Kedua, kesenangan. Aida menyampaikan pentingnya menjalin hubungan yang hangat, akrab, dan menyenangkan dengan orangtua maupun yang diduga pasien TB. Ia menekankan saat berkomunikasi dengan pasien hendaknya penuh keakraban dan kehangatan. Hal ini dilakukan dengan saling sapa atau menanyakan kabar.
“Dengan mengucap selamat pagi, apa kabar itu dimaksudkan tidak hanya mencari keterangan, tapi lebih pada menciptakan hubungan baik,” ujarnya
Ketiga, mempengaruhi orang lain secara persuasif. Proses mempengaruhi pendapat dan tindakan orang dapat dilakukan dengan menggunakan manipulasi psikologis. Hal ini dilakukan agar seseorang yang akan memeriksakan anaknya bertindak atas inisiatif dan kemauanya sendiri, tanpa ada paksaan.
Keempat, menjaga hubungan sosial yang baik. Hal ini didasarkan atas kebutuhan sosial, kebutuhan akan cinta, dan kasih sayang. Unsur komunikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan intonasi suara, volume, dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara.
“Tunjukkan bahwa tujuan kita adalah untuk memberikan kasih sayang dengan mengajak mereka untuk memeriksakan kesehatan anaknya, tentunya dengan bahasa yang baik penuh kasih sayang,” tuturnya
Kelima adalah tindakan, merupakan hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Tindakan ini sangat penting jika oran lain termasuk wali murid sudah melakukan tindakan atau merespon apa yang kita sampaikan berarti sudah terciptakan hasil dari seluruh proses komunikasi.
Baca sambungan di halaman 2: Tahapan Pengelolalan Informasi