Peran Orangtua
Jinan mengatakan, peran orangtua, pertamamemberi contoh yang baik. KKalau pingin anaknya rajin shalat, qiyamul lail, puasa, baca al-Quran, orangtuanya di rumah juga harus seperti itu, banyak tirakat.
“Jangan hanya bisa memberi nasehat saja, tetapi juga memberikan contoh. Saya melihat banyak anak yang sukses setelah dari pesantren karena tirakat orang tua, sering minta doanya para Kiyai untuk anaknya, supaya anaknya menjadi baik,” jelasnya.
Kedua, berempati terhadap anak. Kalau di rumah kita makan enak, pergi rekreasi, jalan-jalan ke kota tidak usah semuanya diceritakan kepada anak yang ada di Pesantren. Yang ujungnya anak ketika liburan minta seperti yang diberikan kepada adik-adiknya di rumah.
Ketiga, memberi anak dari rizki yang baik. Usahakan dan utamakan untuk pembayaran sekolah anak, jangan ditunda apalagi sampai nunggak spp berbulan-bulan atau uang pangkal dan tidak ada alasan syari untuk nunggak, naudzubillah. Pesantren juga butuh biaya untuk pembayaran tagihan, fasilitas dan sebagainya.
Keempat, membangun komunikasi yang baik dengan anak, berupa doa orang tua untuk anak yang ada di pesantren. Mintakan kepada Ustadz dan Ustadzahnya untuk mendoakan anak kita juga doakan musyrif dan musyrifah di pesantren supaya sehat dan istiqamah dalam membimbing dan mendidik anak-anak, karena mereka yang berjuang, tetap sabar menghadapi anak-anak.
Ranjau Liburan
Dia berpesan orangtua harus hati-hati dengan situasi ketika liburan anak-anak tanpa kontrol. Main handphone dari pagi sampai pagi. Sedangkan di sisi lain ada tugas dari pesantren yang harus diselesaikan selama liburan.
“Jangan sampai anak mengubah pola baru setelah sampai rumah. Caranya setelah anak sampai di rumah dan waktu santai bicarakan langsung. Buat kesepakatan dan aturan jangan nunggu satu sampai tiga hari. Jangan biarkan anak tidur sepanjang hari, Karena kasihan di pesantren tidak melakukannya,” katanya.
Membiarkan anak berlibur lama dan telat pergi ke pesantren karena merasa kasihan kepada anak, Jinan memaparkan jangan kaget jika perilaku anak di rumah berbeda dengan di Pesantren.
“Makanya sebagai orangtua harus betul-betul bisa mengontrol anak di rumah,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.