
Sebiji Kurma Penyelamat dari Nereka, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berangkat dari hadits riwayat Muttafaqun alaih, sebagai berikut:
عن عدي بن حاتم رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم: اتقوا النار، ثم أعرض وأشاح، ثم قال: اتقوا النار، ثم أعرض وأشاح ثلاثًا حتى ظننا أنه ينظر إليها، ثم قال: اتَّقوا النَّار ولو بشِقِّ تمرةٍ فإنْ لم تجِدوا فبكلمةٍ طيِّبةٍ ؛ متفق عليه
Dari Adi bin Hatim radliyallahu ‘anhu, berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jagalah diri kalian dari api nereka”, kemudian beliau berpaling dan menyingkir sampai tiga kali, sehingga kami menyangka beliau melihat api nereka itu, kemudian beliau bersabda lagi: “Jagalah diri kalian dari api nereka, sekalipun hanya dengan sebiji kurma, dan barang siapa yang tidak mendapatinya, maka berbicaralah dengan perkataan yang baik.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebiji Kurma
Setiap Mukmin selalu diperingatkan oleh Rasulullah agar berhati-hati dari api nereka. Karena begitu mengerikannya nereka itu bagi penghuninya. Tiada yang sanggup menanggung derita di dalamnya, akan tetapi tidak ada pilihan lain baginya, disebabkan dosa-dosanya.
Maka pastilah bagi orang yang beriman wajib berusaha dengan sekuat daya dan upayanya dan tidak lupa memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah dari dahsyatnya api nereka.
Di antara upaya itu sebagaimana hadits di atas adalah dengan bersedekah walau dengan sebiji kurma. Sebuah upaya yang sebenarnya sangat ringan tapi mengandung manfaat bagi yang menerimanya, tentu kualitas kurma yang baik dan lebih-lebih yang spesial, bukan asal kurma yang kadang dia sendiri tidak menyukainya.
Hal ini menjadi dorongan kepada kaum Mukminin untuk suka berderma. Apalagi di bulan suci Ramadhan ini, di mana semua aktivitas kebaikan akan dibalas dengan berlipat ganda. Sekaligus dalam hal ini agar setiap Mukmin peka terhadap lingkungannya terutama saudara atau tetangga dekatnya. Jangan sampai mereka tidak mampu berbuka sementara kita berbuka dengan menu yang sangat disukai.
عن ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ
“Tidaklah mukmin orang yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR Bukhari)
Baca sambungan di halaman 2: Ucapan yang Baik