Para jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Keunggulan Berakhlak Islam
Karakter agung orang Quraisy menjadi modal bagi Islam. Betapa tidak, ketika mereka menerima dakwah tauhid, maka bangsa Arab (Islam) menjadi kekuatan yang tak tertandingi oleh masyarakat manapun. Islam telah membimbing dan membangunkan mereka (bangsa Arab) untuk menjadi pemimpin dunia. Tidak mungkin bangsa tiba-tiba menjadi pemimpin besar tanpa dimodali oleh karakter yang agung.
Perlawanan yang sengit terhadap ajakan Nabi Muhammad untuk bertauhid itulah yang memperlambat tampilnya bangsa Arab pemimpin dunia. Kesyirikan mereka itulah yang menjadi penghalang untuk terwujudnya negara yang kuat. Namun klimat Tauhid (Laa ilaaha Illallah) itulah yang menjadi kunci hingga mengubah stigma buruk menjadi stempel kemuliaan.
Ketika pancaran “Kalimat Tauhid” masuk ke dalam relung hati mereka, maka muncul generasi-generasi top dunia. Pertama, Abu Bakar yang mengorbankan seluruh hartanya untuk menemani Nabi untuk menegakkan Islam. Kedua, Umar bin Khaththab yang mengeluarkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk menegakkan keadilan bersama Nabi serta dengan gagah berani menumpas musuh-musuh Islamnya secara terbuka. Ketiga, Mush’ab bin Umair yang menghabiskan waktunya mengajari Islam hingga berangkat ke Madinah, sehingga tidak ada satu pun pintu rumah warga kota Madinah yang tidak mendapatkan hidayah Iman. Keempat, Khalid bin Walid yang menguras seluruh tenaga dan pikirannya untuk mendapatkan surga dengan jihad fi Sabilillah.
Hampir semua sahabat begitu totalitas membela nabi untuk tegaknya Islam di muka bumi ini, maka sangat pantas bila Islam bersinar dan kokoh, sehingga Allah mengabadikan karakter agung mereka sebagaimana ayat-Nya
(مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ رِجَالࣱ صَدَقُوا۟ مَا عَـٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَیۡهِۖ فَمِنۡهُم مَّن قَضَىٰ نَحۡبَهُۥ وَمِنۡهُم مَّن یَنتَظِرُۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبۡدِیلࣰا)
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya) (al-Ahzab : 33)
Yang mereka cari adalah keagungan posisi di akherat, tanpa memperhitungkan dunia, dan keadaan fisik mereka. Namun Allah memberikan dua-duanya sekaligus (dunia dan akherat), dimana Islam berkibar dan jaya, dan mereka mendapatkan tempat mulia di sisi Allah berupa surga. Hal ini sebagaimana janji Allah yang termaktub pada ayat pembuka di Mukaddimah di atas (at-Taubah : 100)
Bagaimana kalau kita renungkan kondisi kaum muslimin di Indonesia pada saat ini? Kebanyakan elite agama atau elite politik orientasinya dunia, jabatan, dan popularitas. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dunia dengan menjual akhiratnya. Mereka berada di pucuk pimpinan namun tak tergerak untuk membumikan nilai-nilai Islam. Alih-alih menegakkan syariat Islam, mereka justru menjadi alat untuk merendahkan dan menghinakan Islam.
Performa mereka mungkin Islami, seperti berkopyah, mengucapkan salam, terlihat salat, dan bertoleransi kepada pemeluk agama lain. Namun dalam praktiknya, mereka menindas umat Islam, mendiamkan praktik korupsi, membiarkan saudara-saudaranya sesama muslim mati sia-sia, atau membiarkan masuk penjara tanpa prosedur hukum yang benar.
Bahkan ada elite yang beragama Islam yang berani mengatakan “Semua agama sama” atau “Jangan mempelajari agama Islam terlalu dalam, nanti jadi radikal” merupakan kalimat yang melecehkan nilai-nilai Islam. Bisa jadi, kalimat tauhid terucap tapi hatinya kosong. Kehidupannya dipenuhi dengan penyembahan terhadap berhala-berhala baru yang bersifat duniawi, seperti harta, kekayaan, jabatan, dan popularitas.
Karakter yang buruk, seperti menghalalkan segala cara, serta spirit Islam yang rendah, tidak akan bisa menegakkan Islam meskipun mulutnya terucap kalimat tauhid namun hatinya menolak. Hal ini tidak bisa dibandingkan dengan karakter bangsa Arab Quraisy yang sejak awal sangat luhur, dan begitu kalimat “Laa Ilaha Illallah” masuk ke dalam dadanya, maka bangsa lain tertundukkan dan Allah membantu musuh-musuh Islam takhluk dan kecil nyali.
Sebagai penutup, semoga kita diberikan pemimpin yang adil, elite politik dan agama yang didorong oleh spirit menegakkan kebenaran. Mari kita mohon ampun atas dosa-dosa yang kita lakukan dan semoga kita dimasukkan ke dalam surga-Nya.*
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن ولاه. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. معاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون
قال الله تعالى فى القرآن الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا. اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقضي الحجات. لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ. رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا. عباد الله, إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ. ولَذِكْرُ اللَّهِ أكبر! أَقِمِ الصلاةَ
Editor Mohammad Nurfatoni
Materi khutab Spirit Tauhid Jiwai Karakter Bangsa, Khutbah Jumat Kontekstual kali pertama dimuat di majalah Matan.